Rss Feed
  1. Judul: Balitaku Khatam Qur'an

    Senin, 02 November 2015

    Resume Materi Kuliah WhatsApp Rumah Main Anak
    Oleh: Juditha Elfaj
    Jumat, 16 Oktober 2015
    Peresume: Sofianna Islamiati

    Bismillahirrahmanirrahim.
    Ba'da tahmid wa shalawat.

    Semoga materi ini sampai kepada bunda-bunda di RMA semua dalam keadaan baik dan diliputi kasih sayangNya yang banyak.

    Izinkan saya mengingatkan sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, "Siapa yang membaca al-qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dia akan dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan jubah kemuliaan yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya (orang tua) bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" dijawab, "Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur'an." (HR Abu Daud).

    Ah, rasanya siapa ya yang tidak menginginkan mahkota dari cahaya itu. Siapa pula yang tak ingin ananda menjadi hambaNya yang istiqomah bersama kalamNya. Maka, yuk kota mulai menanam kecintaan kepada Al Qur'an sejak dini. Tapi, mengapa harus pada usia dini ya?

  2. Resume Materi Kuliah Whatsapp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Senin, 12 Oktober 2015

    Pemateri : Dewi Kumalasari
    Peresume : Santy

    Mungkin di antara Anda yg membaca tulisan ini sedang bersiap menanti anak kedua atau merencanakan anak kedua. Mungkin juga di antara Anda ada yg pernah merasakan sibling rivalry atau konflik dengan saudara kandung. Atau Anda pernah mendengar cerita betapa repotnya mendamaikan si kakak dan si adik. Jika kita ingin menciptakan hubungan yang harmonis antara si kakak dan si adik, mulailah sejak persiapan menyambut si adik. Bagaimana persiapan yang perlu kita lakukan, khususnya untuk menyiapkan si kakak?

    Akan memiliki anak kedua tentunya butuh persiapan mental dan psikologis. Ada beberapa hal yang bila kita lakukan akan sangat mempermudah kita nanti dalam membuat hubungan yang harmonis antara si kakak dan si adik.

  3. Ketika Anak Terpapar Gadget

    Jumat, 30 Oktober 2015

    Resume Materi Grup WhatsApp Rumah Main Anak

    Waktu: Rabu, 15 Oktober 2015
    Pemateri : Chairunnisa Rizkiah, S. Psi.
    Peresume : Julia Sarah, S. Hum.

    Sekitar satu tahun lalu, saya menonton sebuah video berjudul “A Magazine Is an iPad That Does Not Work”. Di video tersebut diperlihatkan seorang anak berusia 1 tahun yang diberikan sebuah majalah. Alih-alih membalik halaman-halaman majalah tersebut, si anak mencoba memperlakukan majalah seperti komputer tablet, yaitu mengutak-atiknya dengan jari. Videonya bisa ditonton di link ini:https://www.youtube.com/watch?v=aXV-yaFmQNk

    Pada usia 0-2 tahun, perkembangan kognitif anak berada pada tahapan sensorimotor. Artinya, anak butuh input sensori untuk belajar. Perlu benda nyata yang bisa dipegang, diamati, dan diutak-atik. Apa yang terjadi di video yang saya ceritakan di atas, adalah kasus anak usia di bawah 2 tahun hanya tahu cara memegang komputer tablet, kemungkinan tidak pernah diberi waktu untuk bermain dengan buku yang nyata, dan akibatnya salah mempersepsi majalah sebagai tablet.

  4. Resume Materi Kuliah Whatsapp Grup Runah Main Anak
    (Live di RMA3)

    Hari, tanggal : Kamis, 1 Oktober 2015
    Pemateri : Teh Fufu
    Peresume : Sylvia Magaretta

    Originally created by @fufuelmart

    Suatu hari di sebuah hutan, para penghuni hutan berkumpul di satu tempat. Berkumpullah gajah, elang, ikan, ayam dan lainnya. Demi meningkatkan kualitas SDM di hutan, maka mereka sepakat untuk mendirikan sekolah di dalam hutan.
    Hari pertama, semuanya bersemangat mengikuti sekolah, ospek dulu ceritanya, hehe. Hari kedua, berkumpul bersama teman2 begitu luar biasa menyenangkan...
    Namun, satu bulan setelahnya terjadi stress massal di sekolah tersebut. Kenapa? karena ternyata gajah stress ketika ada pelajaran terbang, elang stress ketika ada pelajaran berenang, serta ular stress ketika ada pelajaran berayun di pohon.

  5. Ayo Kita Buat Pesawat dan Roket

    Senin, 12 Oktober 2015

    Oleh : Aprida (Member Group Rumah Main Anak 2)
    Nama anak : Sulthan (4y)

    Yang membuat saya ingin membuat pesawat dan Rocket untuk sulthan karena ia senang dibacakan cerita tentang alat tranportasi udara baik pesawat, jet ataupun rocket. Bermula karena pulang kampung saat lebaran kami pulang dari balikpapan menuju kampung halaman dengan naik pesawat. Dan sejak lebaran itu sulthan senang dengan transportasi udara. Dan karena dirumah melihat ada botol air mineral bekas timbulah ide untuk membuatkan sulthan pesawat dan rocket dari botol. Dan saat mengajak sulthan untuk membuat pesawat sulthan langsung antusias banget.

  6. Bowling DIY

    Minggu, 11 Oktober 2015


    Oleh : Santy (Member Grup Rumah Main Anak 1)
    Nama anak : Taka (21 bulan)

    Saya termasuk yang suka ’mulung’, jadi tiap ada botol bekas saya simpan. Karena udah numpuk, saya berniat untuk membuat sesuatu dari botol-botol kaca tersebut. Kali ini yang tercetus dalam pikiran saya adalah membuat pin bowling. Setelah memilah botol mana yang layak (ngetes dulu mana botol yang tidak menimbulkan suara cukup kencang kalau jatuh, serta yang kira-kira mudah untuk ditempeli kertas), akhirnya saya mulai membersihkan botol-botol tersebut.

    Bahan-bahan yang dibutuhkan simple aja, yaitu botol-botol kaca, kertas origami warna-warni (kalau mau kertas biasa trus diwarnai juga bisa), gunting, lem kertas, bola (kebetulan punya bola tenis jadi dimanfaatkan saja), dan 2 buah sapu.

  7. Oleh : Lidya Anasta Rachman (Member Grup Rumah Main Anak 1)
    Nama Anak : Muhammad Azkafaiz Alfianasta (3 tahun 3 bulan)

    Azka sudah mengenal apa itu Rukun Islam sejak usia hampir 3 tahun. Penyampaiannya dengan melalui story telling, kegiatan melukis, bernyanyi dan kognitif skill dengan menyusun puzzle rukun islam.
    Memasuki bulan Dzulhijjah, saya lebih mengakrabkan azka dengan bulan ini. Dimana bulan ini adalah bulannya orang berhaji dan umat Muslim seluruh dunia merayakan Hari Raya Qurban. Sebelumnya, Azka si anak auditory kinestetik yang suka dengan story telling, sering saya ceritakan tentang Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kecil serta pembangunan ka’bah. Jadi sambil bersepeda, sambil jumpalitan, saya read a loud kisah-kisah Nabi tersebut.

  8. Oleh : Eni Nur Zuliani (Member Grup Rumah Main Anak 1)
    Nama anak : Adeeva Lakeishia Avariella Ararat (4,3y) dan Rakata Kenzie Rafandra El Ziggy (16m)

    Ide pembuatan rumah dan warung kardus ini awalnya dimulai dari dua moment, yang pertama mulai dari keponakan yang punya tenda-tendaan, saat itu kami sekeluarga sedang pulang kampung, kebetulan salah satu sepupunya punya tenda-tendaan, Adeeva dan sepupunyapun main bersama-sama, Adeeva terlihat senang sekali dan Adeevapun sempat bilang, "Manda... aku mau punya tenda-tendaan kayak punya mb Ridha ya man..." Ide kedua muncul saat temen ada yang posting memanfaatkan kardus bekas kemasan susu cair utk sanggaan boneka tangan sehingga bs menjadi pajangan, so dari sini mulai terpikir, "kardus susu ini banyak banget tiap bulannya, seru nih kalo bisa dikumpulin buat bikirn rumah-rumahanan, toh ga sulit kok buatnya bisa direkatkan pake lakban. Nah mulai dari 2 kejadian ini akhirnya dimulai deh keinginan untuk membuat rumah-rumahan dengan memanfaatkan kardus kemasan susu cair 1000ml.

    Sedangkan untuk display warung (yang niatnya bikin mini/supermarket) idenya muncul saat melihat cara memanfaatkan kardus bekas, saat itu salah satu gambarnya kardus disusun menjadi rak.

  9. Oleh : Reisa Dara Rengganis (Member Rumah Main Anak 1)
    Nama Anak : Afdiaz Wira Nusa (Awan) 5 bulan 1 minggu

    Tepat dua pekan yang lalu Rumah Main Anak (RMA) memberikan tema dalam pekan berbagi Do It Your Self atau Membuat sendiri mainanmu. Mengusung tema tersebut akhirnya Mabun Awan memiliki ide untuk membuat gelang rajut ayam yang akan dimainkan oleh Awan. Alasannya karena Awan sangat senang melihat anak ayam yang memang kami pelihara.
    Ayam peliharaan
    Untuk membuat gelang rajut ayam bahan-bahan yang diperlukan antara lain: Hakpen untuk merajut, benang wol, kain flannel, jarum, benang, lem bakar, mata mainan, dan dacron isi boneka. Cara membuat terbilang cukup mudah bagi para bunda yang suka merajut, yakni sebagai berikut:

  10. Oleh : Dian Mardiana (Member Rumah Main Anak 3)
    Nama anak : Ghiyats Adli Farshad, 3y8m

    Sejak kecil anak kami senang sekali dgn aktivitas bermain bola, saking sukanya bermain bola, aktivitas ini tidak hanya dilakukan di halaman/luar rumah, terkadang sampai didalam rumah pun masih meminta bermain bola bersama kami orangtuanya/ teman sebaya. Suatu saat saya terinspirasi melihat instagram dari @rumahbambu, ada contoh DIY mini foosball table, wah saya pikir harus dicoba dirumah terkait kegemaran Adli dengan bermain bola. Kalau yang namanya usaha membuat anak senang, contoh membuat DIY toys memang tidak selalu mulus, kadang bisa ditolak mentah-mentah tanpa dilirik si anak ;(,

    Tapi bunda ga boleh patah semangat yah..apalagi klo anaknya suka banget memainkannya, bisa meleleh lumer hati bundanya.
    Jadi singkat cerita saya persiapkan DIY ini lumayan mendadak pagi hari sebelum berangkat kerja, dan bahan-bahan yang diperlukan dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan yang ada dirumah. Jadi lah DIY mini foosball ini, baru deh kemudian saya bangunin anak untuk bermain bersama. Alhamdulillahnya Adli sukaa, jadi plus-plus deh bahagianya..

  11. Oleh: Evita Buyung K (Member Rumah Main Anak 1)
    Nama Anak: Zahra (30 bulan)

    Assalamualaikum Wr. Wb. Pada kesempatan kali ini, sy berterima kasih sekali karena sudah diberi kesempatan share kegiatan bermain Zahra dan sekaligus memohon maaf baru sempat mengirimnya sekaang, dikarenakan ada berbagai hal.. :)

    Munculnya ide membuat permainan ini, awalnya untuk mengisi jadwal tema bermain bulanan Zahra tentang pengenalan udara dan air. Ya tema bermain! Maksudnya disini, sy secara khusus membuatkan tema bermain bulanan bagi kegiatan homeschooling Zahra. Dimana tema ini kami diskusikan dulu sebelumnya (antara sy, ayahnya dan Zahra sendiri tentunya bisa request ingin lebih “tahu” tentang apa baru bisa dipilih tema yang sesuai ) pemilihan setiap bulanannya hingga tersusun jadwal perermainan apa saja yg dapat dilakukan untuk dapat mengeksplore setiap tahapanan perkembangannya, dibidang motorik kasar, motorik halus, dll.

  12. Oleh : Ari Pratiwi (Member Rumah Main Anak 3)
    Nama anak : M. Zahran Abimanyu (Bimbim) / 8 bulan

    Assalamualaikum bunda semua. Alhamdulillah terima kasih kepada RMA yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk sedikit berbagi tentang permainan anak DIY (do it yourself). Bermula dari materi tentang DIY dari mbak Dewi Kumalasari yang sangat menarik di grup RMA 3, saya berfikir lebih hemat dan menyenangkan apabila bisa membuat sendiri mainan untuk anak saya. Kemudian saya putar otak mencari refrerensi mengenai permainan yang cocok untuk anak usia delapan bulan. Kebetulan dirumah ada kardus sepatu yang sudah tidak terpakai, langsung saja saya berfikir ingin membuat bis kotak pos.

  13. Oleh : Kharisma Rozita Palupi (Member Rumah Main Anak 3)
    Nama anak : Adara Daneen Sarasvati (10 bulan)

    Assalamualaikum Wr.Wb.
    Alhamdulillah dan terimakasih banyak untuk Tim Rumah Main Anak yang sudah memberi kesempatan menceritakan kegiatan kami di rumah :). Daneen lagi ikutan mominya mudik ke Jember, dan semenjak nyampe Jember, belum dibikinin mainan. Kalau di Surabaya hampir setiap hari bikin mainan baru, karena selalu tersedia kardus bekas, banyak kotak bungkus kopi punya nenek, bahkan daneen lagi suka mainan botol sabun yang diisi kacang hijau karena kalau digoyang bunyi ecrek-ecrek kenceng banget :D.

  14. Oleh: Uli (Member Grup Rumah Main Anak 1)
    Nama anak: Maryam, 18 bulan

    Assalamualaikum wr. wb.

    Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba bercerita tentang pengalaman kami dalam membuat dan bermain playdough. Awal ide membuat DIY Playdough sebenarnya karena terinspirasi dr seorang teman. Beliau beberapa kali mencoba membuat playdough sendiri yg sesuai dan "enak" untuk dimainkan atau dipegang ditangan. Setelah beliau men-share foto hasil playdough buatannya beserta resepnya, kemudian saya tertarik untuk membuatnya jg. Bahan-bahannya pun sederhana dan mudah didapat disekitar kita.

    Berikut adalah bahan-bahan dan langkah-langkah untuk membuat playdoughnya.

  15. Oleh: Rosa Kumala

    Bunda sekalian mungkin sering mendengar istilah cloth book, bukukain, boneka atau finger puppet Mainan-mainan ini terbuat dari kain. Jenis dan warna kain berbeda beda tergantung fungsi dan tujuan mainan.

    Kelebihan mainan dari kain:
    1. Mudah dibuat 
    2. Dapat didesain sesuai keinginan 
    3. Aman bagi anak 
    4. Mudah dibersihkan/dicuci 
    5. Dapat dibuat sesuai dengan usia anak dengan memperhatikan keamanan pemakaian bahan,
      Misal untuk anak-anak dibawah usia 2-3 tahun,desain mainan sebaiknya menghindari pemakaian lem dengan bau menusuk atau benda benda kecil yang mudah tertelan.

  16. Ayoo, Sikat Gigi!

    Kamis, 01 Oktober 2015

    Oleh: Julia Sarah, Bunda Kenzie Syafiq Arrash Rabbani (26 Bulan)
    Anggota Grup Whatsapp Rumah Main Anak 1

    Bunda, kapankah pertama kalinya Bunda mengenalkan sikat gigi pada si kecil? Apakah si kecil menyukai kegiatan menyikat gigi? Bagaimana reaksinya, Bunda..apakah si kecil ingin menyikat giginya sendiri? Ataukah ia menutup mulutnya rapat-rapat saat Bunda memasukkan sikat gigi ke dalam mulutnya? Hihi, lucu tentunya ya Bunda ekspresi si kecil yang sedang belajar menyikat gigi.
    Saat anak saya berusia sembilan bulan, giginya baru muncul. Pertama-tama, saya mengenalkan sikat gigi jari kepada anak saya. Ia menyukainya. Kenzie saya ajari berkumur-kumur dengan air matang tentunya, sehingga aman jika tertelan. Saat usia satu tahun, lanjut saya kenalkan dengan sikat gigi berbahan karet. Ia pun menyukainya, hanya saja sikat gigi tersebut seringkali hanya digigit-gigit/dihisap. Untuk itulah, saya mengajaknya bermain simulasi sikat gigi agar ia belajar praktik menyikat gigi.

  17. Resume Materi Grup Rumah Main Anak
    Hari, Tanggal : Jumat, 18 September 2015

    Pemateri : Judith Elfaj
    Peresume : Julia Sarah, S.Hum

    Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Di dalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sosial (kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan) di mana mereka berada.

    Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat berhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk perkembangannya menjadi manusia yang sempurna. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang anak itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan terdekatnya. Maka, sangatlah bijak apabila kita berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu perkembangan emosi anak.

  18. Resume Materi Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Kamis, 17 September 2015

    Nama pemateri : Pramitha Sari, S.Gz, Dietisien, M.H.Kes.
    Nama peresume: Julia Sarah, S. Hum

    Assalamu'alaikum ibu2 yang luar biasa... hari ini saya diberi amanah untuk membahas tema kesehatan. Yaitu tentang seribu hari pertama kehidupan (SHPK).
    Seribu hari yang dimaksud disini adalah seribu hari pertama kehidupan, yaitu 270 hari selama didalam kandungan dan 730 hari sisanya adalah masa 2 tahun pertama pasca lahir atau biasanya disingkat BADUTA alias bawah dua tahun.
    Kenapa SHPK menjadi penting? Karena masa-masa tersebut adalah masa-masa terpesat dalam pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh manusia. Pada saat didalam kandungan, hasil dari pembuahan sperma dan ovum yang disebut zygot membelah sel-selnya untuk menjadi organ tubuh yang mendukung kehidupan menjadi manusia seutuhnya. Dalam tumbuh kembanganya zygot yang kemudian berkembang menjadi fetus atau janin membutuhkan nutrisi yang cukup melalui plasenta ibunya.

  19. Resume Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Rabu, 16 September 2015

    Nama pemateri : Chairunnisa Rizkiah, S.Psi.
    Di resume oleh : Julia Sarah, S. Hum.

    Assalamu’alaikum ibu-ibu hebat..  Materi kali ini menurut saya ngeri-ngeri sedap. Hihi…Mudah-mudahan kita bisa banyak berbagi pengalaman juga ya.
    Temper tantrum, atau yang lebih sering disebut tantrum, merupakan luapan emosi seseorang saat mengalami kondisi yang tidak menyenangkan. Emosi negatif dari stres yang dihadapi itu diluapkan dalam bentuk perilaku seperti berteriak, menangis, ngotot/tidak mau menuruti perintah, hingga memukul atau merusak barang. Tantrum adalah cara anak mengungkapkan rasa frustrasinya, ketika anak menginginkan sesuatu namun tidak keinginannya tidak dituruti, atau ketika anak tidak bisa menyampaikan keinginan, isi pikiran, ataupun perasaannya secara lisan karena keterbatasan kemampuan bahasa anak di usia tersebut. Tantrum juga lebih rentan terjadi bila anak sedang lelah, sakit, atau mengantuk.

  20. Resume Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Selasa, 15 September 2015

    Nama pemateri : Husna Ika PutriSari, S. Psi., M. Psi., Psi.
    Di resume oleh : Julia Sarah, S. Hum.

    Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda namun berkaitan erat. Pertumbuhan merupakan proses perubahan fisik atau tubuh manusia yang bersifat evolusi dan hanya pada bataswaktu tertentu, seperti perubahan tinggi dan berat badan. Sedangkan perkembangan adalah tahapanperubahan yang mengacu baik fisik maupun psikis pada manusia menuju arah yang lebih maju dan sempurna. Perkembangan terjadi karena hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik dan dapat pula didukung oleh faktor lingkungan. Misal, karena proporsi organ tubuh bertumbuh, maka anak menjadi dapat tengkurap lalu merangkak.

  21. Speech Delay (Keterlambatan Bicara)

    Jumat, 18 September 2015

    Resume Materi Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Senin, 14 September 2015

    Nama pemateri : Dewi Kumalasari, S.Psi, M.Psi, Psi.
    Nama peresume: Julia Sarah, S. Hum

    Speech delay dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan keterlambatan bicara. Keterlambatan bicara ini berbeda dengan keterlambatan bahasa (language delay), walaupun kadang-kadang berjalan beriringan. Apa sih bedanya? Kita bahas dari pengertian ‘bicara’ dan ‘bahasa’ dulu ya. Bicara adalah suara yang keluar dari mulut kita. ‘bicara’ dapat dikatakan bermasalah ketika apa yang keluar dari mulut kita tidak bisa dipahami orang lain. Nah kalau ‘bahasa’ lebih terkait dengan makna, dibandingkan bunyi. Bahasa adalah salah satu alat untuk mengukur kecerdasan, sehingga keterlambatan bahasa menjadi lebih serius dibandingkan keterlambatan bicara.

  22. Resume Materi Grup Rumah Maîn Anak
    Rabu, 5 Agustus 2015

    Pemateri: Chairunnisa Rizkiah, S.Psi
    Pemandu dîskûsî : Nur Isnaini

    Dalam perkembangan manusia, ketiga aspek motorik, kognitif, dan psikososial saling berkaitan. Seperti yang sudah saya sampaikan di materi perkembangan motorik dan kognitif, penguasaan keterampilan baru membuat anak lebih percaya diri untuk ‘berpetualang’ di lingkungan yang lebih luas dan beragam serta mengembangkan kemandiriannya. Untuk tema perkembangan psikososial anak usia 2-4 tahun, saya ingin membahas beberapa topik, yaitu perkembangan emosi dan keterampilan sosial, bermain, dan kemandirian.

  23. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Senin, 11 Agustus 2015

    Nama pemateri : Puti Ayu Setiani
    Di resume oleh : Lalita Azzahra

    Bayi mulai mengembangkan hubungan dengan orang-orang di sekitar mereka sejak lahir, namun proses belajar untuk berkomunikasi, berbagi, dan berinteraksi dengan orang lain membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang. Mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan perilaku merupakan sebuah proses yang panjang. Anak-anak akan terus mengembangkan ketrampilan sosial-emosiomalnya dengan baik pada saat remaja atau bahkan di usia dewasa muda. Berikut merupakan capaian perkembangan emosi umum bayi:

  24. Resume Materi Grup Rumah Main Anak
    Hari, Tanggal : Jumat, 4 September 2015

    Pemateri : Judith Elfaj
    Pemandu Diskusi : Ninul

    Pada usia 4-6, Ananda berada pada masa pra-bagan dimana anak sudah mulai mengendalikan tangannya. Tangan sudah dapat membandingkan karyanya dengan objek-objek yang dilihatnya dan menggambar bentuk-bentuk yang berhubungan dengan dunia disekitar.


  25. Resume Materi Rumah Main Anak
    Waktu: Rabu, 2 September 2015

    Pemateri: Chairunnisa Rizkiah, S.Psi
    Peresume: Habibah Wardah

    Secara umum, seni terbagi menjadi dua, yaitu seni rupa (visual art) dan seni pertunjukan (performance art).
    Seni rupa: 1. Dua dimensi, seperti gambar/lukisan dengan berbagai media gambar, kolase, dan foto
    Melanjutkan materi sebelumnya, dalam hal seni rupa, anak usia 2-3 tahun pada umumnya masih membuat coretan-coretan yang bentuknya sembarang, atau disebut gambar scribble. Tahapan gambar yang dibuat oleh anak usia 2-4 tahun sering disebut tahap pre-schematic. Pada tahap ini, gambar mulai memiliki bentuk yang dapat dikenali, namun biasanya tidak realistik bebas tergantung imajinasi anak. Obyek yang digambar juga banyak yang “mengambang” di tengah-tengah area kertas, tanpa ada gambar garis yang menandakan tanah atau lantai. Anak juga banyak menggunakan warna kesukaannya untuk menggambar, bahkan untuk obyek-obyek yang di dunia nyata tidak berwarna seperti itu. Contohnya, anak menggunakan warna pink saja untuk menggambar matahari, rumah, pohon, dan orang.

  26. Resume Kuliah Whatsapp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Senin, 31 Agustus 2015

    Pemateri : Puti Ayu Setiani, S.Psi
    Diresume oleh : Eni

    Seni merupakan salah satu dari sub domain perkembangan kognitif. Ekspresi artistik adalah suatu komponen penting dalam perkembangan kepribadian dan pengalaman anak. Melalui seni, anak-anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan fantasi serta kreativitas dengan berbagai cara dan juga mereka akan belajar bagaimana cara mengekspresikan diri, minat, kemampuan, serta ketrampilan mereka.

    Anak-anak dapat mengekspresikan perasaannya melalui musik, teater, gambar, gerakan, dan semua hal tersebut merupakan bagian dari perkembangan kognitif.

    Di usia 2 tahun pertama, berikut beberapa hal yang dilakukan anak pada perkembangan seninya yang terbagi dalam 3 standar dari perkembangan seni itu sendiri.

  27. Resume Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Jumat, 21 Agustus 2015


    Judul Materi : "Perkembangan Agama dan Moral Anak Usia 4-6 tahun"
    Nama pemateri : Juditha Elfaj
    Di resume oleh : Syifa Nurul Fathia

    Meneruskan pembahasan mengenai perkembangan moral dan agama usia sebelumnya ya Bunda, anak pada usia 4-6 tahun mulai banyak bertanya guna mengumpulkan informasi atas sesuatu yang ingin ia ketahui. Nah, masa ini adalah saat yang penuh dengan "Aha" momen untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dengan diskusi yang seru.

    Pada anak usia dini perkembangan agama ini identik dengan pemahamannya akan Tuhan, yaitu bagaimana mereka memahami keberadaan Tuhannya. Secara fitrah, manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang “serba maha” di luar dirinya. Inilah penghayatan dibidang keagamaan. Apapun agama yang dianutnya. Melalui penghayatan keagamaan ini, manusia meyakini adanya kekuatan lebih dari dirinya. Melalui kekuatan yang maha inilah dia menumpukkan harapannya, ketika ia berharap menyertai atau ketika dia merasa tidak adalagi yang bisa menolong.
    Adapun istilah moral atau moralitas mengacu pada suatu kumpulan aturan dasar yang berlaku secara umum mengenai benar dan salah. Yang dimaksud moral adalah bagian dari proses pembelajaran anak atas aturan-aturan dasar.

  28. Resume Materi Grup Rumah Main Anak
    Rabu, 19 Agustus 2015

    Pemateri: Chairunnisa Rizkiah, S.Psi
    Pemandu Diskusi: Pramitha Sari,S.Gz, Dietisien,M.H.Kes

    Materi kali ini akan berhubungan erat dengan materi perkembangan kognitif dan psikososial anak usia 2-4 tahun. Jadi coba diingat-ingat, bagaimana kemampuan berpikir anak usia 2-4 tahun, abstrak atau konkret? Sejauh apa pemahaman bahasa anak usia 2-4 tahun? Seberapa jauh kemampuan mereka mengenali kondisi diri sendiri dan orang lain? Apa mereka sudah bisa mengimitasi perilaku orang lain? Apa mereka sudah bisa menilai "baik" dan "buruk"? Sambil baca materi ini, bisa direview lagi ya materi-materi sebelumnya :)

    Teori perkembangan moral yang paling dikenal adalah teori dari Kohlberg (1969), walaupun ada juga evaluasi terhadap teori ini. Menurut Kohlberg, kemampuan penalaran moral anak-anak yang masih kecil (< 10 tahun) sifatnya masih prekonvensional. Artinya, anak menganggap suatu perbuatan "baik" kalau dia mendapatkan reward dari perbuatan tersebut, dan sebaliknya menganggap suatu perbuatan "buruk" kalau dia dihukum karena perbuatan tersebut. Misalnya, merebut barang milik orang lain itu buruk, kan kalau anak melakukannya dia akan dimarahi. Kemampuan anak untuk memahami, atau mengasosiasikan reward dan punishment dengan ‘baik' dan ‘buruk' itulah kemampuan penalaran moral anak usia dini.

  29. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Senin, 17 Agustus 2015

    Pemateri : Puti Ayu Setiani, S. Psi
    Diresume oleh : Azmi Fatharani A

    Di masa perkembangan anak usia 0-2 tahun yang merupakan tahap sensorimotor, perkembangan agama masih belum berkembang dengan baik, karena pada periode ini anak masih mengandalkan inderanya dalam merespon lingkungan sekitar. Akan tetapi, berbagai macam ritual agama, seperti berdoa sebelum tidur atau makan sudah mulai dapat “diajarkan” pada periode ini, yaitu dimana anak melihat orangtua berdoa sehingga nantinya anak akan terbiasa melihat dan menjadikannya sebagai suatu kebiasaan.

  30. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak

    Hari, tanggal : Jum'at 10  Juli 2015
    Judul Materi : Perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun

    Nama pemateri : Judhita elfaj
    Di resume oleh : Ratna

    Assalamu'alaykum warrohmatullahi wabarokatuh, Bunda hebat. Semoga pagi sepertiga terakhir Ramadhan ini kita semua senantiasa istiqomah dan diliputi banyak keberkahan dariNya.
    Hari ini sy insya Allah sy hendak berbagi tentang perkembangan bahasa pada anak usia 4-6 tahun. Tahap ini merupakan masa yang menarik bagi Bunda dan si kecil, karena si kecil sekarang sudah memiliki lebih banyak kosa kata untuk mengungkapkan pikirannya dan keinginannya. Dengan demikian Bunda akan mengerti si kecil lebih baik lagi. Selain itu Bunda dapat tersenyum saat menangkap sekilas dari kepolosan anak-anak melihat dunia saat melontarkan pertanyaan.

  31. Kuliah Whatsapp Grup Rumah Main Anak
    Hari.tgl: Rabu,08-07-15

    Nama pemateri:Chairunnisa Rizkiah, S.Psi
    Di resume oleh: Nurma

    Di materi sebelumnya tentang perkembangan kognitif, saya sudah menyinggung tentang perkembangan bahasa juga. Anak usia 2-4 tahun mengalami peningkatan jumlah kosakata yang pesat, dan mulai lebih banyak mengeksplorasi dunia sekitar mereka dengan bahasa. Pertanyaan “ini apa?” sering muncul seiring bertambahnya kosakata dan kemampuan untuk memahami bahasa. Kata-kata yang sudah dipelajari dan kata-kata baru juga diproses untuk memahami konsep-konsep di lingkungan sekitar mereka.


  32. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Selasa, 7 Juli 2015

    Nama pemateri : Puti Ayu Setiani, S.Psi
    Di resume oleh : Shona Vitrilia

    Tiga tahun pertama kehidupan saat dimana otak sedang berkembang dan mematang merupakan periode yang  intensif dalam perkembangan kemampuan bicara dan bahasa bayi. Ketrampilan ini akan berkembang baik melalui suara, hal yang dilihat, paparan yang konsisten yang didapatkan dari pembicaraan dan bahasa orang di sekitar bayi.
    Tanda-tanda bayi berkomunikasi terjadi ketika bayi belajar bahwa menangis akan membawa makanan, kenyamanan, dan perhatian. Bayi yang baru lahir juga mulai mengenali suara penting dari lingkungannya, seperti suara ibu atau pengasuh utama. Umumnya pada usia 6 bulan, bayi mulai mengenali suara dasar bahasa utama mereka.


  33. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak 
    Hari, tanggal : Jumat, 3 Juli 2015

    Nama pemateri : Juditha Elfaj
    Di resume oleh : Rizki Pramudiningtyas (Kiky)

    Usia ini masih termasuk dalam rentang tahap pra-operasional (2 – 7 tahun), dimana kemampuan menerima rangsangan anak masih terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas. Namun, perkembangan kognitif (daya pikir) pada masa ini sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat. Sehingga bisa dikatakan bahwa seorang anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan dunia di sekitarnya.

  34. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Kamis, 2 Juli 2015

    Judul Materi : Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-4 tahun
    Nama pemateri : Chairunnisa Rizkiah, S.Psi.
    Di resume oleh : Rusyda Maulida

    Perkembangan kognitif adalah perubahan dan kestabilan dalam kemampuan mental (mental abilities), seperti kemampuan belajar, atensi, daya ingat, bahasa, kemampuan berpikir, penalaran, dan kreativitas (Papalia, Olds, dan Feldman, 2009). Kata ‘mental’ mengacu kepada hal-hal yang berhubungan dengan pikiran. Sederhananya, perkembangan dalam aspek kognitif mencakup perkembangan kemampuan seseorang untuk berpikir, memproses informasi, serta menggunakan informasi yang sudah diperoleh.

  35. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Selasa, 30 Juni 2015

    Nama pemateri : Puti Ayu Setiani, S.Psi
    Di resume oleh : Fenny Agria Meidian, S.Km

    Hari ini saya akan berbagi mengenai perkembangan kognitif bayi. Tulisan ini merupakan rangkaian dari berbagai sumber yang saya dapat. Selamat membaca.
    Kognisi mengacu pada proses dan produk di dalam pikiran yang mengarahkan hingga akhirnya “mengetahui”. Hal ini mencakup semua aktivitas mental seperti menyadari, mengingat, menyimbolkan, mengkategorikan, membuat rencana, menalar, memecahkan masalah, menciptakan, dan mengimajinasi. Menurut Piaget, dua tahun pertama kehidupan berada pada tahap sensorimotor, dimana bayi “berpikir” melalui mata, telinga, tangan, dan semua alat sensorimotornya. 

  36. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Jumat, 26-06-2015

    Pemateri: Juditha Elfaj
    Di resume oleh : Anche

    Perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun berbeda-beda untuk setiap anak. Hal ini berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak serta berlangsung secara bertahap tetapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
    Beberapa tugas perkembangan anak usia 4-6 tahun diantaranya yaitu:


  37. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Rabu, 24 Juni 2015

    Nama pemateri : Chairunnisa Rizkiah, S.Psi.
    Di resume oleh : Siti Dewi Rochimah

    Seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya, berdasarkan jenis otot yang digunakan keterampilan motorik dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik halus (fine motor skills) berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot ujung jari serta koordinasi mata dan tangan (hand-eye coordination). Tubuh lain yang terlibat dalam kegiatan motorik halus adalah pergelangan tangan, lengan, sampai pangkal lengan atas dan bagian sendi di bahu. Mengapa keterampilan motorik halus penting untuk dipelajari anak, terutama di usia prasekolah dan usia 2 tahun yang merupakan masa transisi menuju usia prasekolah? Ada sejumlah pertimbangan tentang urgensi keterampilan motorik halus yang saya rangkum dari berbagai sumber:

  38. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal :sabtu,27 juni 2015

    Nama pemateri : Puti
    Di resume oleh : meta bunda hikam

    Assalamu’alaikum, hari ini giliran saya berbagi materi mengenai motorik halus. Saya mengolah tulisan ini dari berbagai sumber.
    Motorik halus mengacu pada pergerakan yang dilakukan oleh otot-otot kecil dari tangan. Bayi akan mengeksplorasi tubuhnya dan dunia sekitarnya dengan menggunakan tangannya. Ketrampilan motorik halus memerlukan koordinasi antara otot-otot tangan dan juga koordinasi dengan penglihatannya. Tahun pertama kehidupan merupakan dasar dari perkembangan motorik halus. Sedangkan dua tahun berikutnya merupakan masa bagi bayi untuk mengasah ketrampilan tersebut. Ketrampilan motorik halus ini tidak hanya merupakan dasar yang membantu anak untuk mandiri, seperti perawatan diri (memakai baju, menyisir, makan menggunakan sendok, dsb), akan tetapi juga merupakan pelajaran penting dalam mengajarkan  problem solving, komunikasi, dan pemahaman terhadap bagaimana tubuh mereka bekerja.

  39. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Jumat 18 Juni 2015

    Nama pemateri : Juditha Elfaj
    Di resume oleh : Bunda Chacha

    Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan untuk mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling. Keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama di bagian jari-jari tangan, contohnya adalah menulis, menggambar, memegang, sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk. Nah, pada kesempatan kali ini kita bahas perkembangan motorik kasarnya dulu ya ibu2 kece..

  40. Resume Materi Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal: Rabu, 17 Juni 2015

    Pemateri : Chairunnisa Rizkiah, S.Psi
    Peresume : Aila

    Memasuki usia 2 tahun, bentuk tubuh anak mulai tumbuh menjadi lebih mirip tubuh orang dewasa. Figur bayi masih chubby dan banyak lipatan-lipatan lemak, sedangkan semakin lama bentuk tubuh anak lebih memanjang, terutama bagian tungkai (tangan dan kaki). Massa otot juga bertambah dan kemampuan koordinasi gerakan juga semakin baik (tentunya dengan dibantu juga dengan stimulasi). Kematangan secara fisik ini memungkinkan anak untuk melakukan kegiatan fisik yang sebelumnya tidak bisa dikuasainya.


  41. Resume Materi Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Sabtu, 20-06-2015

    Nama pemateri: Puti Ayu Setiani
    Diresume oleh: Dina Nurmaya

    Pada umumnya, perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu:
    Motorik kasar: aktivitas motorik yang mencakup ketrampilan otot-otot besar, seperti mengangkat leher, duduk, merangkak, tengkurap, dsb.
    Motorik halus: aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-otot kecil , seperti menggambil benda menggunakan jari, menggambar, dan menulis.
    Pada bayi yang baru lahir, gerak refleks merupakan gerak dominan yang ada pada bayi, namun gerak refleks akan tergantikan dengan gerak motorik kasar seiring berjalannya waktu. Gerak refleks juga berfungsi sebagai persiapan gerak yang disadarinya. Beberapa contoh gerak refleks pada bayi baru lahir antara lain:
    Kedipan mata : terstimulasi ketika terdapat cahaya atau sentuhan tangan di dekat kepala. Bayi akan menutup kelopak matanya. Gerak refleks ini berfungsi untuk melindungi bayi dari stimulasi yang terlalu kuat. Nah, gerak refleks ini akan permanen sampai dewasa.



  42. Resume Materi Grup WhatsApp Rumah Main Anak
    Jumat, 12 Juni 2015

    Pemateri : Juditha Elfaj
    Pemandu Diskusi : Tri Ratna Sari

    Perkembangan Anak Usia 4-6 tahun (1/6)
    Pendahuluan
    Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan individu yang sedang belajar menguasai tingkatan lebih tinggi dari bberapa aspek, spt gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi dengan lingkungannya. Ia sedang mengalami perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, dan dari ketergantungan menjadi lebih mandiri. Perkembangan ini tentunya ditujukan pada perubahan yang sistematik, progresif, dan berkesinambungan.
    Adalah hal yang penting bagi kita sbg orangtua utk memahami perkembangan anak usia ini, agar dapat membantu proses pembelajaran anak serta memberikan perlakuan yang tepat kepadanya.


  43. Resume Materi Grup WhatsApp Rumah Main Anak
    Kamis , 11 Juni 2015

    Pemateri : Chairunnisa Rizkiah, S.Psi
    Pemandu diskusi : Anna Filantyana

    Menurut saya pribadi, perkembangan di usia 2-4 tahun itu paling menakjubkan. Di rentang usia ini, benar-benar terasa kalau anak bukan lagi bayi yang masih kecil dan sudah siap untuk belajar lebih banyak hal baru.
    Umumnya dalam ilmu perkembangan, anak rentang usia sampai 36 bulan masih disebut toddler. Toddler itu kurang lebih artinya berjalan dengan masih pelan-pelan dan masih berusaha menjaga keseimbangan. Mirip-mirip pinguin gitu, hehe. Kalau di Indonesia, kita lebih kenal istilah batita (bayi di bawah tiga tahun). Di usia ini, perkembangan motorik yang paling menonjol bisa dikatakan adalah keseimbangan anak sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Di usia 2 tahun umumnya anak sudah bisa berlari dan melompat-lompat. Dalam aspek kognitif, perubahan paling signifikan dibandingkan usia sebelumnya adalah perkembangan bahasa.

  44. Resume Materi Grup WhatsApp Rumah Main Anak
    Rabu, 10 Juni 2015

    Pemateri : Puti Ayu Setiani, S. Psi.
    Pemandu Diskusi : Julia Sarah, S. Hum.

    Untuk hal ini saya memang belum memiliki pengalaman, namun semoga materi yang saya dapat dari baca buku dan belajar langsung dari ahlinya dapat bermanfaat bagi yang membaca.
    “Every child is unique, and every family deals with different issues. There are some things, however, that many parents deal with around the same time. The way parents choose to deal with these issues has an important impact on how healthy and competent their children grow up to be.“
    Kutipan tersebut saya dapat dari kata-kata awal pada laman www.parentfurther.com. Setiap anak adalah unik, dan masing-masing keluarga memiliki tantangan yang berbeda untuk dihadapi. Akan tetapi, terdapat beberapa hal umum yang sebenernya “wajib” tiap orang tua mengetahui tidak lain demi kebaikan anak mereka sendiri. Salah satu pengetahuan yang harusnya dimiliki oleh orangtua adalah pengetahuan mengenai tahap perkembangan anak. Nah, di sini saya akan sedikit memberi pembukaan bagaimana sih perkembangan anak di usia 0-2 tahun pertamanya.

  45. Pandangan kita tentang anak pada umumnya sangat mempengaruhi bagaimana kita bertindak dengan anak sehari-hari. Pandangan bahwa anak merupakan kertas kosong dipopulerkan oleh filsuf abad ke-17, John Locke.  Pandangan ini masih berpengaruh kuat dalam dunia pendidikan saat ini. sisi negatif dari pandangan ini ialah anak dianggap pasif dan hanya berada dalam posisi penerima. Alhasil, cara mendidik kita cenderung satu arah, dari orang dewasa yang ‘mahatahu’ ke anak yang masih ‘kosong’. Padahal, sejatinya anak memiliki kemampuan sendiri untuk mengeksplore segala hal, dan ini termasuk kemampuannya untuk belajar.