Rss Feed
  1. Mini Diorama Haji Journey

    Minggu, 11 Oktober 2015

    Oleh : Lidya Anasta Rachman (Member Grup Rumah Main Anak 1)
    Nama Anak : Muhammad Azkafaiz Alfianasta (3 tahun 3 bulan)

    Azka sudah mengenal apa itu Rukun Islam sejak usia hampir 3 tahun. Penyampaiannya dengan melalui story telling, kegiatan melukis, bernyanyi dan kognitif skill dengan menyusun puzzle rukun islam.
    Memasuki bulan Dzulhijjah, saya lebih mengakrabkan azka dengan bulan ini. Dimana bulan ini adalah bulannya orang berhaji dan umat Muslim seluruh dunia merayakan Hari Raya Qurban. Sebelumnya, Azka si anak auditory kinestetik yang suka dengan story telling, sering saya ceritakan tentang Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kecil serta pembangunan ka’bah. Jadi sambil bersepeda, sambil jumpalitan, saya read a loud kisah-kisah Nabi tersebut.
    Kebetulan di rumah ada foto Ka’bah dan Masjidil Haram yang dipasang di dinding rumah, Azka suka manjat kursi dan menyalakan lampu2 yang ada di foto Ka’bah. Dari foto dan kisah-kisah Nabi tersebut, Azka mengajukan banyak pertanyaan. Itu gambar apa, ngapain orang-orang disana, kenapa mama sama papa pengen kesana, Ka’bah itu rumah Allah ya... Dari situlah, terbersit ide untuk membuat Diorama sederhana perjalanan haji sebagai penjelasan atas rasa ingin tahu Azka.

    Membuat Diorama Haji ini simple sekali dan murah tentunya, karena memanfaatkan barang bekas yang ada di rumah dan beberapa peralatan main yang ada di rumah.

    Alat dan Bahan:

    - Kardus bekas donat
    - Kardus bekas cereal
    - Crayon
    - Pulpen/spidol
    - Double Tape
    - Gunting
    - Kain Flanel Kuning
    - Stik Es Krim untuk Pilar Arafah
    - Pom-pom kecil warna biru untuk air zam-zam
    - Kotak bekas souvenir nikahan untuk membuat Ka’bah
    - Kertas Origami warna hitam dan kuning
    - Lego kambing dan sapi

    Cara Membuat:

    a. Tutup kotak bekas souvenir dengan kertas origami hitam, lalu beri kertas origami kuning sehingga membentuk seperti Ka’bah.
    b. Buat gambar bukit Sofa, Marwah, Jamarat Aqobah, Wustha, Ula, Orang-orangan berihram di kardus bekas cereal lalu warnai dengan crayon, beri dobel tape bagian bawahnya dan tegakkan diatas kardus donat.
    c. Bentuk kardus bekas cereal menyerupai perkemahan mina, maqam Ibrahim, dan Sumur Zam-zam, lalu warnai dengan crayon, beri dobel tape bagian bawahnya dan tegakkan diatas kardus donat
    d. Buat pola tanah Musdalifah di kain flannel kuning, lalu beri titik-titik dengan crayon, tempel dengan double tape di kardus donat
    e. Letakkan Lego sapi dan kambing dekat Mina
    f. Diorama siap dimainkan

    Tujuan Kegiatan:
    Ajak anak memainkan diorama dengan story telling Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sambil
    menyanyikan lagu berkeliling Ka’bah menggunakan lirik Lagu Becak yang sudah dihafal oleh Azka.
    Kami memakai referensi Buku Muhammad Tauladanku dan E-Book Kisah Qurban yang menakjubkan dari web bam.raudhatulmuhibbin.org. Setelah itu recall lagi Rukun Islam, bahwa Haji termasuk Rukun Islam yang kelima, dan story telling tentang Apa itu Haji dan bagaimana perjalanan Haji dengan bahasa yang mudah dan dimengerti anak. Dalam menjelaskan perjalanan haji, hukum berhaji menggunakan referensi Buku Serial Ibadah Perisai Qids “Ayo Berhaji”. Untuk anak seusia Azka, tidak kami jelaskan secara mendetail, hanya poin-poin Haji itu apa dan kegiatan yang dilakukan selama ber Haji.

    Dari diorama ini, Azka jadi mempunyai gambaran bagaimana Haji itu, kenapa ada lempar Jumroh, kenapa ada Sa’i, kenapa kita harus berHaji, sehingga sedikit banyak menambah pengetahuan islam dan penanaman Aqidah ke Azka. Disamping itu, diorama ini juga kami gunakan untuk pretend play dengan menggunakan Orang-orangan berpakaian Ihram untuk melaksanakan kegiatan Haji, dari pretend play ini juga bisa mengasah imajinasi dan daya ingat Azka setelah story telling. Dalam proses pembuatannya, Azka juga turut serta saat mewarnai dengan crayon dan menggunting double tape. Mewarnai dan menggunting merupakan kegiatan aplikatif yang mampu melatih motorik halus, kognitif skill dan koordinasi mata dan tangan anak.

    Alhamdulilah Diorama ini masih awet dan bisa disimpan, sehingga bisa sewaktu-waktu dimainkan. Membuat mainan sederhana dengan memanfaatkan barang-barang bekas maupun yang sudah ada juga mengajarkan kepada Azka bahwa barang-barang bekas atau yang sudah tidak terpakai itu masih bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar Azka.







  2. 0 komentar:

    Posting Komentar