Oleh: Juditha Elfaj
Jumat, 16 Oktober 2015
Peresume: Sofianna Islamiati
Bismillahirrahmanirrahim.
Ba'da tahmid wa shalawat.
Semoga materi ini sampai kepada bunda-bunda di RMA semua dalam keadaan baik dan diliputi kasih sayangNya yang banyak.
Izinkan saya mengingatkan sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, "Siapa yang membaca al-qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dia akan dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan jubah kemuliaan yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya (orang tua) bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" dijawab, "Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur'an." (HR Abu Daud).
Ah, rasanya siapa ya yang tidak menginginkan mahkota dari cahaya itu. Siapa pula yang tak ingin ananda menjadi hambaNya yang istiqomah bersama kalamNya. Maka, yuk kota mulai menanam kecintaan kepada Al Qur'an sejak dini. Tapi, mengapa harus pada usia dini ya?
Bunda shalihah tersayang,
Al Qur'an yang suci yang diturunkan Allah Ta'ala selalu "compatible" pada setiap jiwa ananda yang masih suci diliputi fitrahNya. Mungkin ia belum memahami ayat demi ayat yang ia lantunkan, tapi jiwanya terjaga dengan kalamNya yang mulia itu. Mungkin mulutnya yang mungil belum sempurna melafazkannya, tapi yang keluar dari lisan kecilnya itu adalah sesuatu yang bernilai besar dari Allah yang Maha Besar.
Oleh karena itu, tujuan utama mengajarkan Al Qur'an pada anak usia dini bukan sekadar keterampilan membaca dan menghafal. Kita tidak sedang menumpukkan kitab di punggung keledai. Tetapi, kita sedang menanam kecintaan; kecintaan pada Allah, pada kalimatNya, dan pada agamaNya. Kita sedang menanam iman dalam hatinya, membentuk dzauq atau cita rasa Qur'ani pada jiwanya, membentuk pola pikir yang selalu merujuk pada Al Qur'an, serta membentuk pola kehidupan Qur'ani dalam kesehariannya hingga (semoga) terbawa sampai ia dewasa. Selain investasi ukhrowi bagi ayahbunda, kita juga sedang menabung amal sholih bagi ananda sebelum masa baligh nya tiba. Bukankah pada setiap huruf Al Qur'an terdapat 10 kebaikan? Sedangkan, kemampuan membaca dan menghafal adalah bonus dari intensitas kita berinteraksi dengan Al Qur'an. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam menguasainya.
Karakteristik Usia Dini
Pada periode emas ini, anak berada pada tahap praoperasional. Ia memiliki kepekaan terhadap perkembangan bahasa, mulai menguasai simbol-simbol termasuk kata-kata, dsb. Maka tak heran orang mengistilahkan otak mereka bagai spons yang memiliki daya serap yang luar biasa. Menguasai ratusan kosakata baru, menghafal syair, dan juga pandai meniru aktivitas orang-orang di sekitarnya. Namun, nalar mereka belum logis sehingga mereka lebih mudah menerima sesuatu yang konkret. Modus belajarnya pun lebih mengena dengan aktivitas fisik dan sesuatu yang memberi mereka pengalaman nyata.
Bagaimana menanamkan cinta pada karakteristik ini?
1. Memberikan keteladanan terbaik
Anak adalah peniru yang ulung, maka jadilah model bagi mereka bagaimana mengisi keseharian hari-hari kita dengan Al Qur'an.
2. Tanamkan keinginan untuk berinteraksi dengan Al Qur'an setiap hari
3. Al Qur'an sebagai jalan memperkenalkan anak pada Allah dan akhlaq yang terpuji
4. Menjadikan Al Qur'an sebagai isu utama dalam keluarga.
5. Kasih sayang dan doa tulus dari orangtua untuk ananda tercinta.
Saya rasa itu dulu yang bisa saya sampaikan. Semoga Allah mengampuni atas kesalahan yang saya sampaikan hari ini. Semoga bermanfaat dan bisa lebih kita kembangkan lagi dalam diskusi. Afwan minkum wa barokallahu lanaa. Wallahu a'lam bishowab.
Salam,
Juditha Elfaj
Tanya Jawab :
Peresume: Sofianna Islamiati
Bismillahirrahmanirrahim.
Ba'da tahmid wa shalawat.
Semoga materi ini sampai kepada bunda-bunda di RMA semua dalam keadaan baik dan diliputi kasih sayangNya yang banyak.
Izinkan saya mengingatkan sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, "Siapa yang membaca al-qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dia akan dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan jubah kemuliaan yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya (orang tua) bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" dijawab, "Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur'an." (HR Abu Daud).
Ah, rasanya siapa ya yang tidak menginginkan mahkota dari cahaya itu. Siapa pula yang tak ingin ananda menjadi hambaNya yang istiqomah bersama kalamNya. Maka, yuk kota mulai menanam kecintaan kepada Al Qur'an sejak dini. Tapi, mengapa harus pada usia dini ya?
Bunda shalihah tersayang,
Al Qur'an yang suci yang diturunkan Allah Ta'ala selalu "compatible" pada setiap jiwa ananda yang masih suci diliputi fitrahNya. Mungkin ia belum memahami ayat demi ayat yang ia lantunkan, tapi jiwanya terjaga dengan kalamNya yang mulia itu. Mungkin mulutnya yang mungil belum sempurna melafazkannya, tapi yang keluar dari lisan kecilnya itu adalah sesuatu yang bernilai besar dari Allah yang Maha Besar.
Oleh karena itu, tujuan utama mengajarkan Al Qur'an pada anak usia dini bukan sekadar keterampilan membaca dan menghafal. Kita tidak sedang menumpukkan kitab di punggung keledai. Tetapi, kita sedang menanam kecintaan; kecintaan pada Allah, pada kalimatNya, dan pada agamaNya. Kita sedang menanam iman dalam hatinya, membentuk dzauq atau cita rasa Qur'ani pada jiwanya, membentuk pola pikir yang selalu merujuk pada Al Qur'an, serta membentuk pola kehidupan Qur'ani dalam kesehariannya hingga (semoga) terbawa sampai ia dewasa. Selain investasi ukhrowi bagi ayahbunda, kita juga sedang menabung amal sholih bagi ananda sebelum masa baligh nya tiba. Bukankah pada setiap huruf Al Qur'an terdapat 10 kebaikan? Sedangkan, kemampuan membaca dan menghafal adalah bonus dari intensitas kita berinteraksi dengan Al Qur'an. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam menguasainya.
Karakteristik Usia Dini
Pada periode emas ini, anak berada pada tahap praoperasional. Ia memiliki kepekaan terhadap perkembangan bahasa, mulai menguasai simbol-simbol termasuk kata-kata, dsb. Maka tak heran orang mengistilahkan otak mereka bagai spons yang memiliki daya serap yang luar biasa. Menguasai ratusan kosakata baru, menghafal syair, dan juga pandai meniru aktivitas orang-orang di sekitarnya. Namun, nalar mereka belum logis sehingga mereka lebih mudah menerima sesuatu yang konkret. Modus belajarnya pun lebih mengena dengan aktivitas fisik dan sesuatu yang memberi mereka pengalaman nyata.
Bagaimana menanamkan cinta pada karakteristik ini?
1. Memberikan keteladanan terbaik
Anak adalah peniru yang ulung, maka jadilah model bagi mereka bagaimana mengisi keseharian hari-hari kita dengan Al Qur'an.
2. Tanamkan keinginan untuk berinteraksi dengan Al Qur'an setiap hari
3. Al Qur'an sebagai jalan memperkenalkan anak pada Allah dan akhlaq yang terpuji
4. Menjadikan Al Qur'an sebagai isu utama dalam keluarga.
5. Kasih sayang dan doa tulus dari orangtua untuk ananda tercinta.
Saya rasa itu dulu yang bisa saya sampaikan. Semoga Allah mengampuni atas kesalahan yang saya sampaikan hari ini. Semoga bermanfaat dan bisa lebih kita kembangkan lagi dalam diskusi. Afwan minkum wa barokallahu lanaa. Wallahu a'lam bishowab.
Salam,
Juditha Elfaj
Tanya Jawab :
- Bagaimana teknis mb judith mengajak anak 1 th belajar Qur'an? (Meta, Sby, 15m, RMA1)
- Assalamualaikum bunda judith...saya ingin bertanya terkait frekuensi dan metode mendekatkan pada Quran utk anak brusia 1 th? Apakah dg kita sering mmbacakannya k anak? Berapa kali minimal sehari ya bun? Sy pernah melihat d fb, idealnya usia sampai setahun sering dibacakan surat al ikhlas sampai an nass. Setelah itu surat selnjutnya. Mohon saran nya bunda..Trmksh (Nur Isnaini-semarang-hamdan 13mo,RMA 1)
Jawab:
Pertanyaan Bunda Meta - Sby dan Bunda Nur Isnaini hampir sama. Saya gabungkan jawabannya ya.
Utk si kecil usia 1 thn yg lbh dominan adalah banyak memperdengarkan. Sebagaimana kebiasaan ummahat yang lain jg pastinya ya yg suka mengajikan anak saat dlm kandungan, maka kebiasaan tersebut msh terus dilanjutkan hingga anak terlahir dan tumbuh berkembang. Terlebih ketika usia anak msh di bawah 2 thn, maka peran bunda lah yg sangat mendominasi.
Hingga saat ini, anak2 msh dibacakan Alfatihah, ayat kursi, Al-ikhlas 3x, Alfalaq 3x, dan Annas 3x setiap kelonan. Surat2 tsb yang paling sering diulang sehingga dg sendirinya mereka jg bs melafazkannya ketika mulai bisa bicara. - Assalamu'alaykum ummu hania... sy ingin bertanya kiat apa saja yg dilakukan oleh bunda dan suami agar isu tentang Al Qur'an itu menjadi penting dalam keluarga bunda.. apa saja yg bunda sampaikan dan lakukan kepada hania sampai2 hania di usia semuda itu bisa tumbuh kecintaannya dengan Al Qur'an. Terima kasih atas jawabannya.. (Aisyah, Semarang, usia anak 2 tahun 8 bulan,RMA 1)
Jawab:
Bunda Aisyah - Semarang,
Hadza min fadhli Robbi. Rasanya ikhtiar sy dan suami masih jauuuh sekali dr ideal, hanya dengan izin dr Allah. Tidak ada metode yang paling bagus untuk anak, yang ada hanya metode yang paling pas dan sesuai dengan anak kita yang memiliki keunikannya tersendiri. Adapun dr sekian banyak metode yg kita kenal saat ini, rasanya tidak ada metode terbaik selain doa orang tua untuk anaknya. Mustajab dan sudah pasti cocok dengan anak kita insya Allah.
Sblm disapih ada masa dimana peran Bunda sangat mendominasi dan mempengaruhi tabiat si kecil. Stlh masa itu, baru peran ayah semakin bertambah dlm mempengaruhi anak. Terlebih setelah anak mulai banyak bertanya dan bisa diajak diskusi, maka pembelajaran2 tentang mengenal Allah dan akhlaq mulia akan menjadinlbh berkesan ketika kita mengangkat kisah2 atau pesan2 dr Al Qur'an yg biasa kita bacakan atau si anak sdh ketahui/hafal. - Assalamu'alaikum wr.wb. Bagaimana praktek nyatanya mengajak anak berinteraksi dengan al qur'an sehingga bisa terwujud sesuai dengan judulnya "balitaku khatam al qur'an". Skarang sih hima sudah mulai saya ajak menghafal surat2 pendek dan dikenalkan dengan iqro, terkadang ikut membaca 1 halaman al qur'an. (Astri/depok/hima 4 thn/RMA 2)
Jawab:
Alhamdulillah apa yg bunda lakukan sudah merupakan salah satu praktek nyata dr proses "balitaku khatam quran" Silakan dilanjutkan semoga istiqomah. - Aslmualaykm mba, mw bertanya, bagaimana jenis2 kegiatan atw contoh2 aktivitas untuk menanamkan kecintaan berinteraksi dg alquran? (Revi/Aufa 2m/RMA 2)
Jawab:
Sy sampaikan beberapa contoh per poin dr materi td. Sgt mungkin dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing.
1. Memberikan keteladanan terbaik
Bunda ingin ananda memiliki kedekatan spt apa dg Al Qur'an? Maka jadilah role model untuknya. Misal, dengan sering "menuansakan" kebiasan tilawah harian, mengahafal dan murojaah di depan anak, suami membacakan kisah2 kpd istri dan anak2nya, dsb. Bisa jd anak blm bs mengikuti dg baik dan hanya "menonton" ayah bundanya sj. Gpp. Tapi sesuatu yang biasa dilihat dan didengar anak dapat membentuk karakter dan membangun kebiasaan.
2. Tanamkan keinginan untuk berinteraksi dengan Al Qur'an setiap hari. Hal ini bs dilakukan dg memberi contoh spt poin no.1. Ketika anak sdh bs diajak berdiskusi, maka berikan motivasi2 ttg keutamaan membacanya dsb.
3. Al Qur'an sebagai jalan memperkenalkan anak pada Allah dan akhlaq yang terpuji. Misal, dengan menyampaikan kisah2 dlm Al Qur'an untuk mengenalkan nama dan sifat Allah (misal keesaan Allah pd surah Al-Ikhlas), kesempurnaan ciptaan Allah (manusia pd AnNas, unta/langit/bumi/gunung pd Al Ghasyiyah, waktu dhuha, waktu fajar, dsb), apa yang Allah sukai dan tidak (Al humazah, dll), dsb. Begitu jg dengan perbuatan baik. Misal, keutamaan berbagi di surah Al Ma'un, kisah2 para nabi yang bertebaran dlm Al Qur'an, dsb.
4. Menjadikan Al Qur'an sebagai isu utama dalam keluarga.
Misal, dg memberi apresiasi atas usaha dan keberhasilan anak bersama Al Qur'an yg lbh besar drpd apresiasi atas usaha dan keberhasilan anak di bidang lainnya. Diskusi2 dlm keluarga jg sering mengangkat keutamaan dan kisah2 dlm Al Qur'an, mengaitkan peristiwa yang dialami anak/keluarga dengan Al Qur'an, dsb.
5. Kasih sayang dan doa tulus dari orangtua untuk ananda tercinta. Memperkenalkan Al Qur'an pada usia dini sejatinya adalah menguatkan ekspresi kasih sayang kita pada anak bersama kalamNya. Maka, diperlukan banyak stok sabar, apresiasi yg besar atau usaha belajar anak, dan tentunya doa yang tulus. Doa adalah senjata pamungkas kita sbg orangtua. Insya Allah mustajab dan mengena sekali pada anak.
Wallahu'alam. - Saya ingin menanyakan beberapa hal. Kebetulan pas bgd dikeluarga sedang mambahas ini.
a. Saya pernah membaca artikel dan diskusi kl anak balita tidak seharusnya diajarkan menghafal termasuk alquran. Karena ini masa merka bermain. Kalau hanya mengenalkan saja gpp. Bagaimana pendapat ibu ttg ini?
b. Suami dan saya sedang mendalami alquran tp kami bukan penghafal alquran. Ada keinginan kami ingin mendidik putra kami sebagai tahfidz quran tp selalu di cemooh kalo seharusnya orang tua yg hrs hafal dl baru anaknya. Tapi kami pikir, kami tidak ingin anak kami seperti kami yg sudah tua gini baru ada kesempatan utk bisa dekat dg alquran. Bagaimana seharusnya kami menyikapi hal ini?
c. Bagaimana pendapat ibu yuditha ttg sekolah kutab. Dimana seorang anak 4th - 8th kira2 difokuskan utk menghafal alquran.sedangkan pelajaran lainnya homescholing.. dan apakah itu memberatkan anak? Terima kasih (Chika/Solo/Shaw 2,5th/RMA2)
Jawab:
a. Hr ini kita mengenal byk pendapat atau teori parenting. Pilihan kembali pada diri kita masing2 dan tujuan besar apa kita dlm mendidik anak.
Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orangtuanya yang menjadikan ia Yahudi atau Nasrani atau Majusi.."
Al Qur'an yang suci yang diturunkan Allah Ta'ala selalu "compatible" pada setiap jiwa ananda yang masih suci diliputi fitrahNya. Mungkin ia belum memahami ayat demi ayat yang ia lantunkan, tapi jiwanya terjaga dengan kalamNya yang mulia itu. Mungkin mulutnya yang mungil belum sempurna melafazkannya, tapi yang keluar dari lisan kecilnya itu adalah sesuatu yang bernilai besar dari Allah yang Maha Besar.
Meniru atau menghafal adalah langkah awal yang termudah dalam berinteraksi dengan Al Qur'an. Kita tdk sdg menumpukkan kitab di atas keledai yang hanya membebaninya, tetapi kita sdg menabung kebaikan yang justru akan lbh memudahkannya berpedoman dg Al Qur'an di kehidupannya kelak. Para ulama justru berpendapat agar anak menyelesaikan hafalan Al Qur'annya sblm usia baligh. Agar ia menjadikan Al qur'an awal dan pintu beragam ilmu pengetahuan lain yang ia pelajari. Agar Al Qur'an menjadi dasar pemikirannya dlm mempelajari kehidupan, bukan mengaital2kn pelajaran kehidupannya dengan Al Qur'an (krn hal ini sgt berbeda namun kadang tampak sama).
b. Tdk ada benefit dr cemoohan orang lain thd yg kita lakukan, bahkan pujian sekalipun. Rasulullah telah menjelaskan bahwa aktivitas terbaik dlm hidup ini adalah mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannnya. Baik yang belajar maupun yg mengajarkan adalah sama utamanya.
Mempelajari Al Qur'an sekeluarga justru menjadi energi tersendiri. Suami dan istri, orangtua dan anak, sama2 saling menguatkan.
c. Mhn maaf, sy bukan pengurus maupun orangtua murid dr sekolah Kuttab. Sependek yg sy ketahui, Kuttab Al fatih tdk mendeklarasikan diri sbg sekolah tahfizh, instansi tsb menerima santri usia min. 5thn dan masa belajar 7 thn utk setingkat SD.
Mgkn bunda bs menanyakan pada orang yg memiliki kaitan lgsg dg instansi tsb. - Assalamu'alaykum mba Judith, terima kasih sekali sharing ilmunya. Anak saya, Hassan 32bulan, sudah ingin saya perkenalkan dengan Alquran dimulai dengan iqra', tapi Hassan ternyata belum tertarik sama sekali. Dulu sempat ikut mendengarkan dan terkadang berlagak seperti orang mengaji ketika saya/suami membaca alquran, tp sekarang tidak mau. Bagaimana cara efektif menarik anak untuk mau membaca iqra? Saya sudah mulai mengenalkan huruf hijaiyah lewat mewarnai, matching colour, dan menempel tapi tetap belum membuatnya tertarik. Terimakasih untuk jawabannya. (Lisa-France-Hasan 32bulan-RMA3)
Jawab :
Masya Allah, semoga Allah limpahkan kemudahan dlm belajar dan kasih sayangNya yg banyak untuk ananda Hassan :*
Alangkah sangat menyenangkan apabila proses memperkenalkan Al Qur'an ini sama2 dilakukan dg enjoy baik oleh ortu maupun si kecil. Kalau ananda blm tertarik dg buku, ya tdk apa2. Mgkn kita perlu coba beragam cara lain yang menarik hatinya. Bunda jg perlu perhatikan tipekal belajar spt apa yg cocok dg ananda.
Kedua anak sy jg memiliki tipe belajar yang berbeda. Yg sulung senang sekali duduk manis nembaca atau ngutak-ngatik sesuatu. Sehingga progres belajar dengan iqra cukup greget. Sedangkan adiknya seorang yg cenderung kinestetik. Dia lbh suka berlari, loncat2, manjat2, bersepeda, dll. Belajarnya pun lbh dinamis dan heboh. Tp gpp, selama stimulasinya terus jalan dan anak menikmati.
Sebenarnya tidak ada metode yang paling bagus untuk anak, yang ada hanya metode yang paling pas dan sesuai dengan anak kita yang memiliki keunikannya tersendiri. Adapun dr sekian banyak metode yg kita kenal saat ini, rasanya tidak ada metode terbaik selain doa orang tua untuk anaknya. Mustajab dan sudah pasti cocok dengan anak kita insya Allah.
Wallahu'alam. - Salam bunda.
Pertanyaan saya sederhana. Saya tidak paham, prakteknya bagaimana ya Bunda? Ada 5 langkah dalam menanamkan karakterisktik cinta NYA. (Sifa-Jakarta-Attaya 6yo dan Amira 5yo-RMA3)
Jawab :
Salam Bunda Sifa,
Baik bunda, sy sampaikan beberapa contoh per poin aplikasinya dlm keseharian ya. Sgt mungkin dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing.
1. Memberikan keteladanan terbaik
Bunda ingin ananda memiliki kedekatan spt apa dg Al Qur'an? Maka jadilah role model untuknya. Misal, dengan sering "menuansakan" kebiasan tilawah harian, mengahafal dan murojaah di depan anak, suami membacakan kisah2 kpd istri dan anak2nya, dsb. Bisa jd anak blm bs mengikuti dg baik dan hanya "menonton" ayah bundanya sj. Gpp. Tapi sesuatu yang biasa dilihat dan didengar anak dapat membentuk karakter dan membangun kebiasaan.
2. Tanamkan keinginan untuk berinteraksi dengan Al Qur'an setiap hari. Hal ini bs dilakukan dg memberi contoh spt poin no.1. Ketika anak sdh bs diajak berdiskusi, maka berikan motivasi2 ttg keutamaan membacanya dsb.
3. Al Qur'an sebagai jalan memperkenalkan anak pada Allah dan akhlaq yang terpuji. Misal, dengan menyampaikan kisah2 dlm Al Qur'an untuk mengenalkan nama dan sifat Allah (misal keesaan Allah pd surah Al-Ikhlas), kesempurnaan ciptaan Allah (manusia pd AnNas, unta/langit/bumi/gunung pd Al Gjasyiyah, waktu dhuha, waktu fajar, dsb), apa yang Allah sukai dan tidak (Al humazah, dll), dsb. Begitu jg dengan perbuatan baik. Misal, keutamaan berbagi di surah Al Ma'un, kisah2 para nabi yang bertebaran dlm Al Qur'an, dsb.
4. Menjadikan Al Qur'an sebagai isu utama dalam keluarga.
Misal, dg memberi apresiasi atas usaha dan keberhasilan anak bersama Al Qur'an yg lbh besar drpd apresiasi atas usaha dan keberhasilan anak di bidang lainnya. Diskusi2 dlm keluarga jg sering mengangkat keutamaan dan kisah2 dlm Al Qur'an, mengaitkan peristiwa yang dialami anak/keluarga dengan Al Qur'an, dsb.
5. Kasih sayang dan doa tulus dari orangtua untuk ananda tercinta. Memperkenalkan Al Qur'an pada usia dini sejatinya adalah menguatkan ekspresi kasih sayang kita pada anak bersama kalamNya. Maka, diperlukan banyak stok sabar, apresiasi yg besar atau usaha belajar anak, dan tentunya doa yang tulus. Doa adalah senjata pamungkas kita sbg orangtua. Insya Allah mustajab dan mengena sekali pada anak.
Wallahu'alam - Bagaimana mengenalkan alquran pada anak balita, baiknya dikenalkan huruf hijaiyah atau langsung bacaan suratnya? Mungkin ada buku yang recommended untuk jadi panduannya.(Henny-Jakarta-Qowiy 30mo dan Hafidz 5 mo-RMA 3)
Jawab :
Spt yg sdh saya sampaikan pd jawaban pertanyaan sblmnya (dari bunda Lisa - France). Tergantung tipekal anaknya juga. Sulung sy, seorang talkactive, dia lbh dulu menghafal baru belajar hijaiyah. Sedangkan, anak yang kedua jarang bicara dan blm lancar di usia 2.5 thn. Dia lbh dulu menguasai hijaiyah dan blm bisa diajak murojaah hafalan. Yang penting anak2 menikmati prosesnya.
Bbrp buku yang mungkin bs jd referensi : Alhamdylillah Balitaku Khatam Al-Qur'an - ustz.Sarmini,Lc MA, Ibunda para Ulama (ini utk motivasi) - Sufyan bin Fuad Basweda MA, buku Utsmani untuk anak, iqra Attaisir - PTS Alfurqan, dll
0 komentar:
Posting Komentar