Rss Feed
  1. Resume Materi Kuliah Whatsapp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Senin, 12 Oktober 2015

    Pemateri : Dewi Kumalasari
    Peresume : Santy

    Mungkin di antara Anda yg membaca tulisan ini sedang bersiap menanti anak kedua atau merencanakan anak kedua. Mungkin juga di antara Anda ada yg pernah merasakan sibling rivalry atau konflik dengan saudara kandung. Atau Anda pernah mendengar cerita betapa repotnya mendamaikan si kakak dan si adik. Jika kita ingin menciptakan hubungan yang harmonis antara si kakak dan si adik, mulailah sejak persiapan menyambut si adik. Bagaimana persiapan yang perlu kita lakukan, khususnya untuk menyiapkan si kakak?

    Akan memiliki anak kedua tentunya butuh persiapan mental dan psikologis. Ada beberapa hal yang bila kita lakukan akan sangat mempermudah kita nanti dalam membuat hubungan yang harmonis antara si kakak dan si adik.
    Pada prinsipnya, mempersiapkan si kakak diawali dengan komunikasi yang baik tentang akan hadirnya si adik. Sebisa mungkin, informasi bahwa si kakak akan memiliki adik disampaikan oleh orang tua. Mengapa? Jika si kakak tahu pertama kali dari orang tua, orang tua bisa membuat framing bahwa kehadiran adik adalah hal yang menyenangkan baginya. Selain itu, hal ini juga berguna untuk memberikan 'imunitas' bagi si kakak atas omongan2 org lain yg negatif ttg kehadiran si adik, misalnya 'yah, mau jadi kakak ya, nanti ga disayang lagi dong'.

    Lebih lanjut, ajak kakak untuk terus memantau perkembangan calon adiknya. Hal ini bisa dilakukan dengan selalu mengajak kakak ketika Ibu memeriksa kandungan. Biarkan kakak melihat setiap perkembangan calon adik melalui layar monitor USG, lalu ajak anak berdiskusi ttg perkembangan adiknya. Berikan pengertian bahwa ia pun dulu seperti sang adik ketika berada di perut Ibu, tumbuh dari kecil hingga besar. Bila perlu tunjukkan pula print out hasil USG si kakak sehingga ia juga merasakan bahwa apa yang saat ini dialami calon adiknya, dulu juga dialaminya. Untuk menumbuhkan sense of belonging terhadap adik, ajak pula kakak untuk memilih perlengkapan calon adiknya.

    Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah sebisa mungkin berikan perhatian ekstra pada si kakak. Kehadiran bayi biasanya akan menyedot perhatian dari lingkungan sekitar. Dalam hal ini orang tua perlu peka. Berikan hadiah pada si kakak atas kelahiran adiknya, sebagai ucapan selamat menjadi kakak. Pemberian hadiah ini berguna utk menghindari perasaan cemburu dari si kakak karena melihat adik begitu banyak mendapatkan hadiah. Lebih jauh, apabila usia si kakak tidak terpaut jauh dengan adik (di bawah dua tahun), penting bagi orang tua untuk sebisa mungkin sama sekali tidak mengurangi perhatian untuk si kakak. Mengapa? karena di usia tersebut kebutuhan anak masih sangat tinggi dan anak belum bisa untuk mendapatkan penundaan akan kebutuhan2nya. Sementara itu, di usia yang lebih tua anak sudah bisa menerima pengertian akan kehadiran adik.

    Lebih lanjut, terdapat sebuah teknik yang bisa diterapkan untuk mempersiapkan si kakak. Tokoh psikologi dan NLP Dr. Tad James Ph.D menjelaskan bahwa manusia hidup dalam garis waktu (timeline) di mana dalam timeline ini kita dapat dibagi dalam tiga waktu, kita di masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Diri kita di masa sekarang sangat ditentukan oleh diri kita di masa lalu, dan diri kita di masa depan sangat ditentukan oleh diri kita di masa kini. Kabar baiknya adalah kita dapat mendesain masa depan kita sejak saat ini. Termasuk mendesain pola hubungan antara si kakak dan si adik. Tad James membuat sebuah teknik yang sangat efektif untuk meprogram mental seseorang agar lebih siap menyongsong masa depannya atau menyembuhkan trauma di masa lalu.Teknik ini diberi nama timeline therapy. Dalam teknik ini seseorang diajak untuk melihat dan merasakan dirinya di masa lalu atau di masa depan dalam sebuah garis waktu. Di mana kondisi masa lalu atau masa depan tersebut dibuat sejelas mungkin hingga dapat dirasakan secara inderawi. Ternyata proses ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang di masa sekarang atau di masa depan.

    Dalam konteks mempersiapkan kakak yg akan memiliki adik maka kita dapat mengajak si kakak untuk "berjalan-jalan" ke masa depan, merasakan pengalaman saat sudah memiliki adik. Lalu apa saja yang perlu kita tanamkan pada si kakak dan bagaimana caranya menggunakan timeline therapy ini?

    Pertama, peran apa yang dijalankan saat sudah menjadi kakak.
    Seringkali konflik yang muncul antar kakak dan adik disebabkan oleh rasa cemburu sang kakak terhadap adik. Secara tidak sadar orangtua sering menjadikan adik sebagai penyebab kakak kehilangan fasilitas yang selama ini ia miliki. Misalkan kalimat seperti "kamu kan lebih tua, ngalah dong sama adiknya". Dalam hal ini kakak berperan sebagai pihak yang kehilangan hak-haknya, dan adik berperan sebagai pengambil hak-hak kakak. Hal ini dapat menyebabkan si kakak kehilangan rasa keadilan yang dapat mewujud dalam perilaku negatif seperti menjahili si adik dll. Oleh karena itu sebaik-baik peran yang bisa kita siapkan untuk si kakak adalah kakak berperan sebagai partner ayah bunda untuk membimbing si adik. Misalkan lewat kalimat-kalimat seperti "nanti kalo kakak sudah punya adik, bantu bunda ya mengajarkan adik menggambar". Atau " nanti kakak bantu suapi adik ya". Pemberian peran seperti ini akan membuat kakak merasa lebih berharga dan dibutuhkan oleh ayah bunda, sehingga adik tidak dianggap sebagai penghilang fasilitas kasih sayang tapi justru sebaliknya. Dalam hal ini kakak juga merasakan peran sebagai "superhero" yang dibutuhkan oleh bunda, ayah dan adik.

    Kedua, sikap dan perilaku terhadap adik dalam aktivitas tertentu.
    Posisi peran yang diambil kakak akan semakin jelas bila sudah tervisualisasi dalam aktivitas fisik. Misalkan dengan stimulus pertanyaan "kalau sudah punya adik, kakak mau main apa sama adik?" atau "wah pasti seru ya kalo kita bisa berbagi kue sama adik nanti, kira2 kakak mau kasih kue yang mana buat adik? Yg coklat atau strawberry?" Secara bawah sadar kita sudah menyiapkan cara kakak bersikap ketika berada dalam kondisi di mana dia harus berbagi, bergiliran, bermain bersama hingga melindungi dan menyayangi adiknya.

    Ketiga, rasa empati kepada adik.
    Penting bagi kakak untuk dapat merasakan perasaan si adik atau biasa disebut dengan empati. Salah satu teknik yang sangat efektif dalam menanamkan empati adalah bermain peran (role play). Hal ini bisa dimulai dengan memberikan identitas adik kepada kakak. Misalkan dengan meminta kakak berpendapat kalau sudah lahir adiknya akan diberi nama siapa. Contoh "Kalau punya adik, kakak mau kasih nama siapa untuk adik?" Setelah dijawab kemudian ajak dia berperan sebagai si adik dan panggil dengan nama adik yg sudah dia berikan tadi. Lalu lakukan skenario bermain peran sesuai dengan perasaan apa yg ingin dapat dirasakan oleh kakak dari si adik. Misalnya ketika sedang sedih, lapar atau marah dengan skenario kakak berpura2 jadi adik yang menangis. Atau perasaan bahagia dengan skenario kakak berpura2 sebagai adik yang sedang bermain dll. Dengan dapat berempati ini diharapkan kakak tidak akan melakukan sesuatu yang bisa membuat adik bersedih atau kakak dapat membantu membuat adik berbahagia.

    Demikian beberapa hal yang perlu ditanamkan kepada kakak sebelum menyambut kehadiran adiknya. Komunikasi, pelibatan, perhatian, peran, sikap & perilaku serta rasa empati. Semoga bermanfaat.


    Tanya Jawab
    1. Mba Dewi, seneng banget ini pagi2 dapet 'sarapan' ini.
      Alhamdulillah untuk sounding sudah dilakukan, pemeriksaan USG, elus2 n komunikasi dg debay, ucapan selamat menjadi kakak (cuma ga pake hadiah, cuma kasih salam n kisshug), sampe sounding apa yg bisa dilakukan kakak2 ketika tamu hadir. Plus membicarakan dg suami, untuk tetap memberi pujian kepada kakak2 ketika para tamu berpusat pada adik yang baru lahir... Sepanjang ini paham, karena perhatian dari selain umi masih bisa terpenuhi (abi masih libur, ada kakek nenek mendampingi)... Nah, yang saya khawatirkan jika semua sudah berjalan normal (abi bekerja, kakek nenek pun kembali ke aktivitas masing2) apa yang bisa saya lakukan??? Daaan, memang kakak2 paham sudah ada adik bayi, hanya tak jarang 'gemes2' gitu terutama untuk anak kedua saya (21m), elus2, sayang2, lama2 wew! Ditekan2 deh... Jadi bagaimana ya mba Dewi??? Makasih (Puji-Tangerang-3y4m&21m-RMA1)
      Jawab :
      Wah, sudah mau 3 putranya ya mbak? ini yang mbak khawatirkan si anak pertama atau kedua ya? saya asumsikan anak kedua ya mbak, karena anak pertama nampaknya sudah cukup besar utk bisa mengerti. Utk masalah kekhawatiran si kakak akan menyakiti (tanpa sengaja) adiknya, di usia yang kontrol motoriknya yang belum sempurna memang perlu perhatian ekstra dari orang tua utk mengawasi saat si kakak mendekati adik. Namun demikian, teruslah berikan contoh pada kakak bagaimana cara menyentuh yang baik.
      Utk kekhawatiran jika sumber perhatian sudah hanya bersumber dari umi saja, bisa disiasati dengan melakukan aktivitas bersama anak pertama dan anak kedua, misalnya permainan bersama antara anak pertama dan kedua.
    2. Bunda Dewi yg baik.. Sering saya dengar alangkah baiknya memiliki adik ketika kakak sudah mengerti dan egonya tidak tinggi, saya mengasumsikan usia tsb adalah sekitar 4th ke atas. Yg ingin saya tanyakan, berapakah sebetulnya usia yg paling tepat bagi kakak utk memiliki adik? Terimakasih. (Azmi-Bandung-RMA1)
      Jawab :
      Dear bunda Azmi, utk jarak ideal antara kakak dan adik sebenarnya tidak ada statement yg pasti. Namun, alangkah lebih baik jika kehadiran anak kedua setelah sempurna masa persusuan si kakak. Mengapa? di masa menyusui, selain kebutuhan nutrisi, kebutuhan afeksi pun terpenuhi dengan sangat baik. Di masa menyusui pula, ikatan antara ibu dan anak terbangun sehingga akan sangat sehat bagi si kakak jika hak-haknya sudah benar2 terpenuhi sebelum kehadiran si adik. Jika memang Bunda sudah merencanakan anak kedua, mulai sekarang sudah bisa disounding kepada kakak mengenai cerita2 kakak dan adik (bisa lewat buku cerita, atau cerita org dekat). Utk cara teknisnya, di usia 2 tahun teknik timeline therapy yg saya share di artikel sudah bisa digunakan
    3. Assalamualaikum
      Sehari2 saya dan anak saya beraktivitas di daycare (yg saya kelola dg kakak saya), di sana ada banyak anak dg berbagai jenis usia. Perilaku unik yg saya perhatikan dari anak saya adalah, dia terlihat antusias dg adik bayi sepupunya (1 bulan) dan dia sering sekali mencium adik sepupunya dan dia gak pernah cemburu melihat saya menggendong, memandikan dll. Sebaliknya ketika saya harus menggendong anak lain yg usianya 3 bulan atau bermain dg anak2 lain, anak saya akan menunjukan perilaku ngambek sedih dan spt mau menangis krn cemburu.
      Yg mau saya tanyakan: sbnrnya anak saya itu bisa dikatakan siap punya adik atau tdk? Trus perilakunya yg berbeda itu krn faktor apa ya? (Awatif-Humaira 1,5 tahun-RMA1)
      Jawab :
      'alaykumussalam wrb Atif.
      Perilaku yg berbeda sangat mungkin karena dengan adik sepupu interaksi Humaira sudah lebih intens dibandingkan dengan anak lain. Misalnya dia sudah tau saat adik sepupunya baru dilahirkan atau bahkan saat dikandung sehingga wajar saja ia lebih merasa adik sepupu adalah bagian dari dirinya. Sementara dengan anak lain, sangat mungkin ia merasa mereka adalah org asing. Melihat bundanya berhubungan dengan orang asing wajar saja memunculkan kecemasan pada diri Humaira. Namun lama-kelamaan jika sudah makin mengenal, tentunya adaptasi Humaira sudah makin mantap sehingga terbiasa melihat bundanya mengasuh anak lain. Semoga menjawab ya.
    4. Assalamu'alaikum wr wb..
      Pagi mba.. Mau tanya nih..
      Materinya cocok sekali sama saya yg mau merencanakan utk hamil lg..
      Anak saya yg pertama usia 23 bulan.. Saya & suami akan merencanakan utk ngasih adik lg setelah anak saya 2 thn nanti..
      Nah pertanyaannya sebenarnya berapa jarak usia ideal antara kakak dan adik utk kehamilan kedua? Karena kalo saya lihat anak saya yg sekarang, sepertinya msh butuh perhatian penuh dari saya, saya jg kadang suka ga tega kalo misalnya nanti perhatiannya hrs dibagi.. Tp di sisi lain saya & suami jg ada pertimbangan2 lain sehingga mau merencanakan utk hamil lg setelah usia anak pertama 2 thn..
      Maaf ya mba ceritanya jd panjang lebar begini.. Hehe... Mohon penjelasannya..(Lis_Sukabumi_23bulan-RMA2)
      Jawab :
      'alaykumussalam wrb Mbak Lis,
      Utk jarak ideal antara kakak dan adik sebenarnya tidak ada statement yg pasti. Namun, alangkah lebih baik jika kehadiran anak kedua setelah sempurna masa persusuan si kakak. Mengapa? di masa menyusui, selain kebutuhan nutrisi, kebutuhan afeksi pun terpenuhi dengan sangat baik. Di masa menyusui pula, ikatan antara ibu dan anak terbangun sehingga akan sangat sehat bagi si kakak jika hak-haknya sudah benar2 terpenuhi sebelum kehadiran si adik. Jika memang Mbak sudah merencanakan anak kedua, mulai sekarang sudah bisa disounding kepada kakak mengenai cerita2 kakak dan adik (bisa lewat buku cerita, atau cerita org dekat). Utk cara teknisnya, di usia 2 tahun teknik timeline therapy yg saya share di artikel sudah bisa digunakan. Semangat!
    5. Assalamualaikum... ketika saya hamil saya sdh sering sounding ttg kehadiran calon adik dlm rahim, diajak liat adik saat USG jg pernah. Saat msh di dlm perut malah sering ditanyakan kpn adek bs temenin teteh Afnan...awal saya pikir ga ada yg akan jadi masalah...
      Akhir2 ini Afnan sering mengeluarkan kata2
      "dulu waktu teteh kecil n blm ada Alya...bla...bla..bla...cuma bertiga aja ya bu"
      "dulu kan teteh tidurnya sama ibu aja ya bu...sblm ada Alya.."
      "dulu teteh kan suka jalan2 sama ibu aja ya beli ikan...pas ga ada Alya..."
      Sedih saya. krn bagi saya terkesan ga menerima kondisi saat ini. Sedangkan Alya sungguh sdh terlihat lbh mengalah walopun usianya baru 16m. (setidaknya bagi saya itu sdh terlihat).
      Afnan saat saya minta untuk jaga ato ajak main Alya sering bilang ga mau. Akhirnya Alya saya gendong ke mana2...dan saya menikmati krn Alya sdh sgt bisa diajak apapun nyambung bgt. Buang sampah bekas mkn sendiri, simpan kerudung habis dari luar rumah kembali dari tempat pertama Alya ambil, ambil piring plastik sendok n lainnya udah tau. jd amaze nya saya udh fokus ke Alya...Afnan malah bikin saya tambah geram. Tiap kali saya dekatkan ke adiknya penolakan yg selalu kami dpt. (Riska Aulia_Bogor_5y5m dan 16m_RMA2)
      Jawab:
      'alaykumussalam wrb Mbak Riska,
      Dari pola kalimatnya sptnya Afnan butuh "we time" bersama bunda. Sedikit banyak pasti rasa cemburu kakak ke adik pasti ada krn biasanya sudah pasti waktu bunda akan lebih banyak utk mengurus adik. Mungkin perlu ditambah waktu untuk berdua saja bermain bersama Afnan sementara Alya bermain bersama ayah atau yg lainnya. Setelah Afnan nampak puas bermain berdua bunda ajak kembali dia berinteraksi bersama Alya. Sementara biarkan Afnan dan Alya berinteraksi secara natural sebagaimana kakak dan adik. Kita bisa berikan reinforcement berupa pujian misalkan ketika Afnan memunculkan perilaku yg positif kepada Alya. Atau ungkapkan kelebihan masing2 dari mereka, dan kelebihan mereka ternyata saling melengkapi. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa mereka sama-sama berharga bagi ayah bunda.
      Bunda juga bisa lakukan reframing pada saat sedang bermain bersama misalnya dengan kalimat "sekarang lebih asyik ya mainnya berempat jadi lebih seru". Tentunya kemampuan kita sbg orangtua untuk membangun suasana bermain yg menyenangkan sangat diperlukan disini. Sehingga akan menjadi conditioning kalo bermain berempat lebih seru dan menyenangkan.
    6. Sebenarnya adakah usia paling ideal untuk merencanakan kehamilan dan kelahiran anak selanjutnya? Atau jarak minimal diusahakan blm hamil dulu? :) Anak saya berdekatan dg selisih usia 2 thn 3 bln. Yg saya rasakan memang benar kakak jd minta perhatian ekstra. Waktu adiknya msh di bwh setahun, usiiil bgt. Tp semakin besar, kakak semakin pengertian dan cs an ama adik. Jenis kelamin sama. Saya sdg berpikir bagaimana sebaiknya plan untk anak ketiga. Terima kasih. (Nunik_Naufal 3thn11bln dan Nafis20bln_RMA2)
      Jawab :
      'alaykumussalam wrb.
      Utk jarak ideal, jawabannya idem dengan jawaban utk Mbak Lis ya Mbak Nunik. Kalau untuk anak ketiga sebenarnya relatif lebih mudah proses adaptasinya karena anak pertama. sudah terbiasa menjadi kakak, dan anak kedua sudah melihat contoh dari anak pertama. Oleh karena itu, jika penanaman peran pada anak pertama sudah mantap, utk anak selanjutnya tinggal meniru saja. Semoga membantu ya Mbak :)
    7. Anak teman saya ada 2. Yg besar (3th) susah diberi tahu. Kalau mainannya dipegang adiknya (6bln) selalu direbut, ditarik kasar. Bagaimana ya mbak cara memberi tahu yg benar? Dr yg alus sampe teriak sudah pernah dilakukan sama ibunya. (Bue bimbim-Magelang-Abimanyu 9bulan-RMA3)
      Jawab :
      'alaykumussalam wrb Mbak, Kalau mendengar ceritanya saya jd ingin bertanya balik, apakah perilaku si kakak yang kasar hanya pada adiknya atau kepada anak yg lain juga? jika hanya pada adiknya, ada indikasi si kakak cemburu dengan si adik.
      Selanjutnya, selama ini cara memberitahunya seperti apa? kalimatnya bagaimana? karena kadangkala org tua meminta anak pertama utk mengalah dengan berkata 'ngalah dong sama adiknya'. Saya pribadi sangat tidak menganjurkan kata mengalah karena kata 'mengalah' membuat si kakak berada pada posisi kalah dan si adik di posisi menang. Jadi alih2 menggunakan kata mengalah, akan lebih baik jika permasalahannya didudukkan secara objektif. Gali perasaan kakak. Saat ia merebut mainan dari adiknya, tanyakan mengapa ia melakukannya, tanyakan apa yang ia harapkan dsb. Kemudian tutup dengan kesepakatan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada adiknya.
      Tentang mainan, apakah mainan tersebut milik si kakak? Jika iya, wajar saja si kakak mempertahankan apa yg dimilikinya, meskipun kakak perlu diajarkan bagaimana cara mempertahankan miliknya dg cara yang baik. Ada baiknya bunda menerapkan konsep kepemilikan mainan pada kakak dan adik, misalnya ini mainan kakak, kalau adik mau pinjam adik harus bilang sama kakak dsb. Jika si adik belum bisa bicara kita bisa mewakili si adik untuk meminta ijin meminjam mainannya. Semoga membantu ya mbak :)
    8. Assalamu'alaikum Bunda, bagaimana cara mengatasi kakak yg sudah terlanjur jealous ma adek. Sudah diberi pengertian tapi kok masih terasa jealousnya ya bund. Kalo gak ada adiknya dicari tp klo ada mesti dibikin nangis. Di sini si sulung masih jealous dg adik yg pertama. Alhamdulillah kakak2 dg si bungsu tidak ada masalah. (Nashirotun Nisa, Pekalongan, anak : Khalid 7,5y, Najwa 5y, Athifa 13mo, RMA3)
      Jawab :
      'alaykumussalam wrb Bunda Nisa,
      wah nampaknya ada konflik yang belum selesai dalam diri si kakak atas kehadiran adiknya (anak kedua). Konflik ini sangat mungkin karena si kakak merasa si tengah adalah pengambil hak-haknya sebagai anak tunggal. utk anak ketiga biasanya memang si sulung tidak masalah karena dia tidak menganggap si bungsu adalah pengambil hak-haknya.
      Lantas, apa yang bisa dilakukan jika sudah terlanjur? melihat si kakak yang sudah bisa diajak berdiskusi, ajak kakak berdiskusi berdua mengenai perasaan2 dan harapan2nya terhadap si tengah dan terhadap orang tuanya. Apabila ada perlakuan dari orang tua yang tidak disukai si sulung, jangan ragu untuk meminta maaf, sampaikan padanya bahwa ayah dan bunda menyayanginya, baik dulu hingga sekarang.
      Seorang ahli pernah mengatakan bahwa sibling rivalry sulit untuk dihindari, namun bisa dikelola. Pengelolaannya adalah melalui penyelesaian masalah yang objektif yang dilakukan org tua apabila terjadi konflik kakak dan adik. Ajak kakak dan adik duduk bersama, minta mereka menjelaskan permasalahan dari sudut pandang masing-masing. Kemudian akhiri dengan kesepakatan bersama. Penting pula diingat ketika orang tua sedang menasihati anak pertama, sebaiknya dilakukan empat mata, jgn sampai terlihat oleh adiknya untuk menjaga harga diri si kakak. Semoga membantu yaa

  2. 0 komentar:

    Posting Komentar