Rss Feed
  1. Resume Materi Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal: Rabu, 17 Juni 2015

    Pemateri : Chairunnisa Rizkiah, S.Psi
    Peresume : Aila

    Memasuki usia 2 tahun, bentuk tubuh anak mulai tumbuh menjadi lebih mirip tubuh orang dewasa. Figur bayi masih chubby dan banyak lipatan-lipatan lemak, sedangkan semakin lama bentuk tubuh anak lebih memanjang, terutama bagian tungkai (tangan dan kaki). Massa otot juga bertambah dan kemampuan koordinasi gerakan juga semakin baik (tentunya dengan dibantu juga dengan stimulasi). Kematangan secara fisik ini memungkinkan anak untuk melakukan kegiatan fisik yang sebelumnya tidak bisa dikuasainya.


    Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
    1. Locomotor : kemampuan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas. Contoh gerakannya adalah melompat-lompat seperti kelinci atau meloncat ke depan dan belakang. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, meluncur ke bawah (misalnya dari atas gundukan tanah), dan galloping (berlari seperti kuda)
    2. Non locomotor : kemampuan untuk melakukan gerak yang dilakukan di tempat. Kemampuan non locomotor terdiri dari menekuk dan meregangkan tubuh (misalnya membungkuk menyentuh ujung kaki), mendorong dan menarik (misalnya membuka pintu/lemari), mengangkat dan menurunkan (misalnya membawa barang dan meletakkannya), melempar, dan lain-lain
    3. Kemampuan manipulatif. Dalam istilah perkembangan, kata “manipulatif” kira-kira berarti melakukan sesuatu terhadap benda, atau mengutak-atiknya. Dalam aspek motorik, kemampuan manipulatif banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Misalnya, memantul-mantulkan bola, membangun bentuk-bentuk dari mainan balok/Lego, meronce, dan membentuk kertas sesuai keinginan. Kemampuan ini biasanya memerlukan koordinasi mata dan tangan/kaki.

    Sedangkan dari segi jenis otot yang digunakan, keterampilan motorik dibagi menjadi 2, yaitu motorik kasar dan motorik halus.

    Motorik kasar: membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar (misalnya seluruh badan, otot lengan dan kaki). Pada anak usia 2 tahun, aktivitas motorik kasar yang sudah dikuasai antaranya adalah anak mulai bisa  berlari, bangun sendiri saat jatuh, serta mengambil dan meletakkan benda. Sedangkan anak usia 3-4 tahun pada umumnya sudah mulai bisa melakukan hal berikut:

    • Berhenti berjalan dan berlari, atau berpindah arah saat berjalan dan berlari, dengan cepat
    • Naik tangga dengan kaki bergantian, turun tangga dengan mengandalkan satu kaki
    • Lompat dengan dua kaki sejauh 30-60 cm, ada juga yang sudah mulai bisa lompat dengan satu kaki
    • Menjaga keseimbangan (misalnya naik papan titian)
    • Lempar-tangkap bola dengan gerakan tubuh bagian atas (biasanya mendekap bola ke dada). Kegiatan lempar tangkap bola juga membutuhkan koordinasi mata-tangan
    • Mengendarai sepeda roda tiga
    • Meniru gerakan, misalnya saat berolahraga atau saat menonton gerakan di video. Kemampuan ini juga berhubungan dengan kemampuan kognitif anak.
    Motorik halus: kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil (misalnya otot-otot ujung jari) serta koordinasi mata dan tangan (hand-eye coordination). Contohnya: meronce, memegang alat tulis dan membuat coretan, merobek kertas, menempelkan benda, mengambil benda dengan ujung jari. Anak usia 2 tahun sudah mulai belajar memegang benda dengan ujung jari, membuat coretan (scribble), dan membalik halaman buku. Anak berumur 3-4 tahun pada umumnya sudah bisa melakukan hal-hal berikut:

    • Membangun menara dari balok- balok
    • Memasukkan tali atau benang ke dalam lubang (misalnya meronce manik-manik)
    • Menggambar garis-garis silang dan lingkaran
    • Memanipulasi obyek tanah liat/playdough dengan membuat bentuk-bentuk
    • Mengambil dan menyusun potongan-potongan puzzle sederhana
    • Menggunakan peralatan makan (sendok dan garpu)
    • Menggunakan gunting, menggunting dengan mengikuti garis tanpa terputus
    • Menelusuri garis dengan alat tulis (tracing). Anak bisa menelusuri garis untuk menggambar bentuk
    • Meniru gambar bentuk dasar (misalnya kotak, segitiga, lingkaran). Kemampuan ini akan sangat berperan saat anak belajar menulis huruf dan angka
    • Sebagian anak juga mulai menulis beberapa huruf capital yang mudah (misalnya I, A, O, T, L)
    • membuka dan menutup kotak

    Kecepatan perkembangan motorik anak mungkin akan berbeda-beda. Ada anak yang lebih cepat menguasai keterampilan motorik halus, ada juga anak yang lebih unggul di motorik kasar. Ada pula anak yang butuh waktu lebih lama untuk menguasai keduanya. Seperti halnya aspek lain dalam perkembangan, hal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: (1) faktor bawaan dan (2) pengasuhan. Faktor bawaan menentukan kematangan anak, atau kesiapannya untuk mempelajari keterampilan baru. Misalnya, anak usia 24 bulan belum bisa naik sepeda roda dua walaupun diberi stimulasi yang sangat banyak, karena otot-ototnya belum cukup kuat dan keseimbangannya belum cukup. Di sisi lain, faktor pengasuhan (nurture) juga mempengaruhi kecepatan dan keluwesan anak dalam melakukan gerak motorik kasar ataupun halus. Kedua faktor ini saling berhubungan dalam menunjang atau justru menghambat perkembangan anak.
    Selanjutnya mungkin bisa lebih banyak kita bahas lewat tanya-jawab ya

    Tanya Jawab

    1. Evita, surabaya
      Pertanyaan : Terkait dg perkembangan motorik kasar, Anak sy Zahra (27m) blm bisa melompat menggunakan 2 kaki, sdh diberikan stimulus dg permainan2 yg mendorongnya utk melompat misalnya meraih benda tinggi ataupun di atas kasur dan sdh pula ada usaha darinya dg cara berjinjit menggapai benda tsb hanya saja blm bisa adakah cara lain utk menstimulusnya mengingat usia 16m Zahra bru bs berjalannya. Terima kasih mba sblmnya
      Jawab:
      pertama, usia 16 bulan setahu saya masih termasuk normal utk anak mulai bisa berjalan, walaupun memang banyak anak yang sudah bisa berjalan di usia 12-14 bulan. Yang saya tahu, batas normalnya usia 18 bulan (1,5 tahun).
      Lalu untuk kemampuan melompat, dari contoh yang bunda berikan sepertinya melompatnya lebih ke arah atas (mengambil benda yang tinggi). Anak yang baru belajar melompat lebih mudah untuk melompat ke arah depan (hopping, seperti kelinci dan kanguru). Meloncat ke atas (jump) setahu saya memang lebih sulit karena anak harus mengangkat seluruh badannya ke atas. Apalagi kalau langsung harus mengambil barang sambil melompat. Daripada langsung diberi "target" mencapai benda yang tinggi, bunda bisa ajak anak untuk meloncat-loncat saja dulu di tempat. Bisa sambil diberi semangat, "ayo loncat loncat yang tinggi" dan diberi contoh, atau meloncatnya ya bersama-sama orangtua. Supaya lebih seru, bisa sambil bermain. Misalnya pura2 mau tangkap nyamuk atau pura2 jadi kelinci. Pakai musik juga bisa seru, misalnya menonton video kartun suara hewan sambil meniru gerakannya. Saya punya lagu favorit di kelas kalau ut meniru gerakan hewan, judulnya "Animal action". Mungkin bisa dicari di youtube Kalau kegiatan yg ini manfaatnya bukan cuma utk latihan melompat saja. Anak juga bisa diajak lihat targetnya sendiri. Misalnya, loncat sampai bisa menyentuh garis di dinding (lompat di tempat ke arah atas) atau lompat dari satu ubin ke ubin yg lain. Yang penting orangtua yg mendampingi sabar, krn anak juga belajar setahap demi setahap. Mudah-mudahan jawaban ini bisa membantu :)
    2. Puji, tangerang
      Pertanyaan : Kalo anak lari2, ga beraturan,jalan juga suka nabrak2 padahal usianya sudah diatas 2y.org bilang hiperaktif.tapi menurut saya bisa di stimulus dg peran orgtua yg sering kasih pengertian,penjelasan n contoh u lebih 'luwes'.selain stimulus lewat permainan.tapi ternyata semua sudah dilakukan si anak tetep lambat fokus n masih gerak ga beraturan.apakah ada deteksi adhd dan semacamnya sehingga perlu menemui psikolog???
      Jawab:
      Usianya 2 thn berapa bulan ya? Untuk anak-anak di usia prasekolah, harus sangat hati-hati utk bikin kesimpulan bahwa anak ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder). Di antaranya karena anak-anak usia 2-4 tahun justru memang sedang aktif bergerak. Kekhawatiran ini cukup sering disampaikan juga oleh orangtua murid2 yg saya ajar dulu. Kalau anaknya sangat banyak gerak, "on" terus ga capek2, jangan2 ADHD. Saya pernah punya murid yg didiagnosa ADHD saat usianya 3 tahun. Tingkat "keaktifan"nya beda dgn anak normal. Saat duduk, dia tiba2 lari dengan cepat dan mematikan lampu atau berlari ke luar kelas, cuma bisa duduk diam selama sekitar 10 detik, dan bisa lari keliling lapangan 10 kali tanpa istirahat. Seperti itu kira2 salah satu gambaran "hiperaktif" yang bisa dikategorikan ADHD. Kita perlu sangat hati2 mendefinisikan istilah "hiperaktif" dalam perkembangan motorik anak, khawatirya rancu dgn aktivitas gerak yang memang banyak dilakukan oleh anak di usia ini.
      Saya juga perlu penjelasan lebih lanjut, "lambat fokus" maksudnya bagaimana ya?
      Untuk jalan yang sering menabrak dan gerakan tidak beraturan, bisa mulai dilatih dengan kegiatan2 yg butuh kontrol motorik. Contohnya:
      1. Minta anak jalan di atas garis lurus. Garisnya bisa dibuat dari tali rafia atau lakban yang dipasang di lantai. Jalan menyusuri garis ubin juga bisa. Anak jalan dari ujung ke ujung, lalu berbalik arah
      2. Anak bergerak dalam lingkaran dgn kegiatan yg berbeda2. Pertama anak diminta "melompat seperti kelinci". Di hitungan tertentu (misalnya 1x 8) anak diberi instruksi "terbang seperti burung" (lari dgn tangan terentang), lalu di hitungan 1x8 lagi diberi instruksi " berenang seperti ikan" (jalan dgn tangan disatukan ke depan") dan lain2 sesuai kreativitas. Di antar gerakan2 itu bisa dimasukkan instruksi "stop" selama beberapa detik, lalu lanjut lagi. Gerakan2 ini perlu dikenalkan dulu sebelumnya ke anak
      3. Ada lagu yg berjudul "freeze" oleh Greg & Steve. Atau lagu apapun yg judulnya "freeze" utk anak2 di youtube juga ada. Kalau mendengar lagu ini, anak2 boleh bergerak bebas. Tapi di waktu2 tertentu akan ada kata "freeze" dan musik berhenti. Anak bisa berlatih mengontrol gerakannya dgn instruksi "freeze" itu. Anak bisa juga diajak main pura2 jadi patung.
      Kemajuan yg diperoleh dari kegiatan2 yg bertujuan utk melatih kontrol motorik anak bisa dilihat setelah satu bulan atau lebih tergantung daya tangkap anak juga. Dari informasi yg saya dapat dari pertanyaan ini, saya baru bisa menyimpulkan kalau kendala yg dihadapi anak ada di kontrol gerak. Apakah anak berkemungkinan ADHD atau gangguan perkembangan lainnya, saya belum berani menjawab krn informasinya tidak mencukupi. Semoga jawabannya bisa bermanfaat :)
      Puji, tangerang  :  Mba kiki saya jawab ya...kira2 usianya 2y9m...'lambat fokus' maksud saya ketika diberi instruksi susah,lama u konsentrasi.dia bergerak lagi...referensinya coba saya noted ya mba...tapi jika stimulasi yg mba kiki berikan si anak masih saja sulit u 'lebih teratur'.perlukah datang ke psikolog u memastikan???
      @mba puji: terima kasih penjelasannya mba Sejauh yg saya tahu, mendiagnosa anak dgn ADHD sebelum usia 3 tahun sangat sulit. Penyebabnya, anak mungkin memang lebih lambat matang dlm mengontrol gerakan dan memperpanjang waktu konsentrasi. Sampai menjelang usia 4 tahun, anak yg tadinya terlihat "tertinggal" dibandingkan teman-temannya masih mungkin menyusul begitu fisik dan otaknya sudah siap.
      Sekarang usianya 2y9m ya bun. Saya lebih pilih opsi anak didampingi dan distimulasi dulu sampai usianya 3 tahun (3 bulan lagi), atau minimal 1 bulan ke depan utk lihat progress-nya. Tentu boleh (banget) konsultasi ke psikolog kalau bunda merasa perkembangan anak sekarang "membingungkan" dan butuh pendapat dari expert. Bunda bisa minta supaya dilakukan observasi pada anak utk bisa dapat gambaran yg komprehensif (menyeluruh) ttg kondisi anak.
      Untuk anak yg terlihat lambat fokus, ada lebuh dari satu faktor yg berpengaruh. Bisa jadi karena anak punya rentang konsentrasi yg pendek dan perhatiannya mudah teralih. Namun bisa juga saat akan diberi instruksi, orang yg memberi instruksi belum benar2 membuat anak sepenuhnya fokus. Misalnya, memberi instruksi saat anak sedang asyik main. Sebelum memberi instruksi, biasanya ada langkah2 yg saya lakukan:
      1. Memastikan anak menyahut saat dipanggil
      2. Membuat kontak mata dengan anak. Memastikan pandangan mata anak tertuju ke pemberi instruksi saat instruksi diberikan
      3. Meminta anak mengulangi instruksi supaya yakin anak memahami instruksi. "Jadi sekarang harus ambil apa?" atau "jadi kita mau apa habis ini?"
      Untuk anak yg "sibuk" gerak pun, kalau dia bisa mengulangi apa yg diminta/akan dilakukan, berarti tadi dia fokus dfn caranya sendiri 😁
      4. Kalau anak terlihat gampang teralih, beri instruksi satu per satu dulu, jangan langsung 2 atau 3 instruksi sekaligus. Apalagi kalau usianya masih kecil
      Mudah-mudahan jawaban saya bisa membantu ya :)
      Puji, tangerang : Siip.okeh.inshaa Allah sangat membantu mba kiki.seneng banget dg jawabannya...baiklah:perbaiki dulu komunikasi pemberian instruksi bunda kepada anaknya (karena memang sepertinya sang bun dan perlu belajar menata bahasa instruksi),lalu berikan stimulasi seperti contoh diatas,baru kemudian kurleb satu bulan baru lihat perkembangannya.jika memang hasilnya masih susah u kontrol gerakan baru datang ke psikolog u memastikan...makasih ya mba kiki
    3. Sarah, tangerang
      Pertanyaan : Stimulasi apakah yg dapat diberikan pd anak usia 2 tahun agar dapat menggoes sepeda. Selama ini jika naik sepeda (roda tiga) masih menggerakkannya dengan kedua kakinya (bukan digoes). Terima kasih.
      Jawab:
      di materi pertama dulu yg tentang perkembangan anak 2-4 thn kalau tidak salah ada pertanyaan yg mirip ya. Saya sudah hapus chat yg itu jadi jawabannya tidak tersimpan
      Jawab : Anak ibu kosan saya bisa naik sepeda roda tiga di usia 2,5 tahun. Tapi ada banyak juga anak yg baru bisa di usia 3 tahun. Lagi-lagi perbedaan kematangan juga berpengaruh. Mengayuh sepeda memerlukan kekuatan otot kaki (dari paha sampai telapak kaki), perut, pinggang, dan kemampuan menjaga keseimbangan. Untuk awalannya, anak bisa dibantu didorong dari belakang sambil dia mulai mengayuh. Jadi dia dapat membiasakan diri dgn "ritme" mengayuh sepeda. Lama-lama, tenaga yg diberikan utk mendorong anak dikurangi. Kegiatan lain yg banyak pakai otot kaki seperti lari, squadjump (jongkok-berdiri), melompat, dan memanjat juga bisa melatih otot kaki.
    4. Lalita, bogor
      Pertanyaan :Stimulasi motorik kasar sangat penting itu sebabnya di sekolah paud suka diadakan senam bersama. Krn anak2 sy HS, sy mau coba memasukan senam dlm kegiatan HS. Gerakan seperti apa yg bagus utk anak2? (Sy ga punya video senam anak hihi..) Klo boleh detail tolong dirinci per gerakan.. misal 1 jalan di tempat.. 2 dll..
      Jawab:
      pertanyaannya seru banget  Guru-guru PAUD di Indonesia ternyata kreatif-kreatif kok. Kalau mau lihat videonya di youtube, bisa cari dgn keyword "senam anak usia dini" atau "senam PAUD". Lagu yg dipakai terserah keinginan anak dan orangtua, biar lebih menyenangkan. Selain dgn senam, bisa juga dgn aktivitas bermain pura-pura. Guru olahraga di sekolah tempat saya mengajar dulu suka pakai istilah-istilah yang seru untuk mengajarkan gerakan-gerakan ke anak-anak, misalnya:
      1. Jadi pesawat : kaki diangkat satu ke belakang, tangan direntangkan ke sampinv
      2. jadi lilin : berbaring, kaki dirapatkan dan diangkat lurus ke atas
      3. Jadi meja : berbaring, lalu perut diangkat ke atas, badan ditopang tangan dan kaki. Kalau kata orang dewasa, posisi kayang
      4. Jadi kodok: melompat-lompat sambil berjongkok
      5. Jadi ular: merayap ke depan
      6. Halang-rintang : pura2 lewat jembatan (titian), terowongan (merangkak), batu besar/menara (lari zigzag)
      Kalau gerakan-gerakan lainnya, banyak sekali yg meniru gerakan hewan. Anak bisa diajak menonton video hewan dan menirukan gerakannya sesuai apa yg dia lihat. Mudah-mudahan jawabannya membantu :)






  2. 1 komentar:

    1. Unknown mengatakan...

      Terkait dengan motorik kasar anak saya perempuan usia 4,5th belom bisa menggayung sepeda/belajar sepeda,
      Kakinya sepertinya belom kuat untuk menggayung sehingga sepedanya tidak bisa berjalan ...
      Padahal anak seumur dia seharusnya sudah bisa belajar bersepeda, temen-teman sebayanya juga sudah bisa,
      Bagaimana cara atau teknik untuk bisa belajar menggayung sepedanya?
      Apakah masih normal kah... Bagaimana cara belajar kekuatan otot dikakinya?

    Posting Komentar