Hari, tanggal : Senin, 17 Agustus 2015
Pemateri : Puti Ayu Setiani, S. Psi
Diresume oleh : Azmi Fatharani A
Diresume oleh : Azmi Fatharani A
Di masa perkembangan anak usia 0-2 tahun yang merupakan tahap sensorimotor, perkembangan agama masih belum berkembang dengan baik, karena pada periode ini anak masih mengandalkan inderanya dalam merespon lingkungan sekitar. Akan tetapi, berbagai macam ritual agama, seperti berdoa sebelum tidur atau makan sudah mulai dapat “diajarkan” pada periode ini, yaitu dimana anak melihat orangtua berdoa sehingga nantinya anak akan terbiasa melihat dan menjadikannya sebagai suatu kebiasaan.
Pada masa ini bayi juga belum memiliki kapasitas moral atau agama, tentang benar dan salah, melainkan benar dan salah hanya berhubungan dengan dirinya sendiri. Misalnya ketika ia lapar, ia merasa bahwa hal tersebut adalah kondisi yang salah sehingga ia menangis. Ketika ia tidak disentuh atau tidak diberi perhatian, ia menganggap bahwa hal tersebut adalah salah sehingga ia juga akan menangis. Pada tahap ini bayi merasa bahwa ia adalah pusat dari segalanya dan ia mengembangkan rasa benar dan salah berdasarkan pada normanya sendiri.
Karena masih mengandalkan inderanya, maka dalam hal perkembangan agama di periode ini, role model orangtua merupakan peran penting bagi pembelajaran agama di periode ini. Anak akan melihat bagaimana cara berdoa, sholat, memakai pakaian sholat, dsb. Anak juga mulai bisa diperdengarkan ayat-ayat suci qur’an ataupun doa-doa. Mereka juga sudah mulai bisa diajarkan tentang makna bersyukur melalui aktivitas makan, setelah dibelikan mainan, dsb.
Oleh karena itu, mari menjadi contoh dan teladan yang baik untuk mengajarkan agama sejak dini kepada anak-anak kita.
Tanya Jawab
Karena masih mengandalkan inderanya, maka dalam hal perkembangan agama di periode ini, role model orangtua merupakan peran penting bagi pembelajaran agama di periode ini. Anak akan melihat bagaimana cara berdoa, sholat, memakai pakaian sholat, dsb. Anak juga mulai bisa diperdengarkan ayat-ayat suci qur’an ataupun doa-doa. Mereka juga sudah mulai bisa diajarkan tentang makna bersyukur melalui aktivitas makan, setelah dibelikan mainan, dsb.
Oleh karena itu, mari menjadi contoh dan teladan yang baik untuk mengajarkan agama sejak dini kepada anak-anak kita.
Tanya Jawab
- Anak saya (20 bulan) suka ikut kalo ayahnya sholat di masjid. Awal2 dia diam ikutan gerakan sholat, tapi lama2 di sana dia jadi ikutan main (apalagi kalo sholat maghrib banyaaak anak kecilnya) n kadang malah gangguin orang lain yg sedang sholat. Beberapa kali dikasih tau tapi masih seperti itu. Jadi sekarang kalo ayahnya ke masjid ga selalu diajak, karena kami dilema. Di satu sisi pengen mengajak sholat berjamaah, di sisi lain kami takut malah mengganggu orang sholat. Gimana sebaiknya ya mbak? Makasih -Santy, Medan
Jawab: karena masih 20 bulan memang wajar jika anak masih belum mengerti aturan d suatu tempat, ditambah banyak anak seumurannya. Kalo sy berprinsip ketika anak memang belum 'siap' menjalankan aturan d masjid sperti tidak berteriak, berlarian, dsb. maka sebaiknya disiapkan terlebih dulu.
Untuk menanamkan sebuah aturan bunda bs terus sounding sm anak apa yg harus dilakukan ketika d sekitar kita ada org yg sholat. Bunda nanti jd bs menilai apakah ank sudah siap untuk diajak ke masjid atau tidak. Jadi, nanti ketika diajak ke masjid meskipun anak belum bs mengikuti sholat at least anak tdk menimbulkan keributan sehingga mengganggu jamaah lain. Insya Allah lama kelamaan ank akan paham apa yg harus dan tidak seharusnya ia lakukan ketika berada di sekitar org sholat. Bunda2 yg lain mungkin juga bs memberikan masukan... Mohon maaf jk ada salah dan terima kasih banyak ats kesempatannya.
0 komentar:
Posting Komentar