Rss Feed
  1. Perkembangan Anak Usia 0-2 Tahun

    Minggu, 16 Agustus 2015

    Resume Materi Grup WhatsApp Rumah Main Anak
    Rabu, 10 Juni 2015

    Pemateri : Puti Ayu Setiani, S. Psi.
    Pemandu Diskusi : Julia Sarah, S. Hum.

    Untuk hal ini saya memang belum memiliki pengalaman, namun semoga materi yang saya dapat dari baca buku dan belajar langsung dari ahlinya dapat bermanfaat bagi yang membaca.
    “Every child is unique, and every family deals with different issues. There are some things, however, that many parents deal with around the same time. The way parents choose to deal with these issues has an important impact on how healthy and competent their children grow up to be.“
    Kutipan tersebut saya dapat dari kata-kata awal pada laman www.parentfurther.com. Setiap anak adalah unik, dan masing-masing keluarga memiliki tantangan yang berbeda untuk dihadapi. Akan tetapi, terdapat beberapa hal umum yang sebenernya “wajib” tiap orang tua mengetahui tidak lain demi kebaikan anak mereka sendiri. Salah satu pengetahuan yang harusnya dimiliki oleh orangtua adalah pengetahuan mengenai tahap perkembangan anak. Nah, di sini saya akan sedikit memberi pembukaan bagaimana sih perkembangan anak di usia 0-2 tahun pertamanya.


    Sebelumnya kita bicara mengenai apa itu pertumbuhan dan perkembangan ya. Pertumbuhan adalah perubahan besar, jumlah ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu. Untuk anak usia 0-2 tahun misalnya perlu secara rutin ditimbang berat badannya, dan juga mengukur lingkar kepala dan juga lingkar lengan. Nah, mengukur lingkar kepala ini rutin dilakukan, mengapa? Hal ini menjadi salah satu deteksi dini hidrocefalus ataupun microcefalus. Untuk itu mengapa dateng ke Posyandu dan pengisian KMS harus rutin dilakukan untuk mengecek ini.
    Selanjutnya, apa itu perkembangan? Menurut Soetjiningsih (1995), perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Aspek dasar perkembangan ini adalah perkembangan kognitif, emosi, sosial, motorik (kasar dan halus), dan juga perkembangan bahasa.
    Prinsip perkembangan sendiri merupakan hasil interaksi dari genetis dan lingkungan. Perkembangan juga mengikuti hukum chepalocaudal, yang dimulai dari kepala ke kaki, dan proximidistal, dimulai dari bagian tengah tubuh ke samping. Contoh  prinsip chepalocaudal ini adalah ketika bayi, ukuran kepala aalah 1/3 dari panjang badan. Untuk proximidistal, contohnya bayi mampu miring terlebih dahulu sebelum akhirnya dapat tengkurap.

    Untuk pembagian tahapan sendiri, Hurlock membagi masa 0-2 tahun menjadi masa neonatal (lahir- 2 minggu), dan juga bayi (2 minggu – 2 tahun). Perkembangan bayi di usia ini amatlah cepat karena masa ini merupakan masa-masa awal mereka mengenal dunia. Pembelajaran bayi yang utama melalui mendengar, melihat, dan merasakan, karena pada tahap ini dikenal periode sensorimotorik. Bahasa komunikasi pertama mereka adalah menangis. Menangis membuat orangtua tau bahwa mereka butuh makanan, kenyamanan, ataupun stimulasi (Berk, 2013). Lapar biasanya menjadi penyebab umum bayi menangis, namun mereka juga akan menangis ketika temperatur tubuh berubah saat diganti pakaiannya, bunyi yang tiba-tiba, atau terdapat stimulus yang “menyakitkan”. Bahkan bayi juga bisa menangis ketika mendengar suara bayi lain menangis. Kompak banget ya ternyata sesama bayi :D.
    Bayi juga belajar lewat pengamatannya terhadap orang sekitar. Mereka dapat meniru ekspresi wajah dan juga gerak tubuh orang dewasa. Sering kan ngeliat bayi yang ikutan melet ketika orang di depannya melet, atau bayi yang dadah-dadah ketika mengantar orang pergi .
    Di tiap kemampuan baru yang bisa dilakukan bayi, terdapat empat faktor yang saling mempengaruhi, yaitu:
    1. Perkembangan sistem saraf pusat bayi (otak dan teman-temannya)
    2. Kapasitas gerakan tubuhnya (yang berdasarkan umur)
    3. Tujuan yang ada di pikiran bayi (motivasi internal yang dimiliki bayi. Secara naluriah, bayi memiliki tujuan ketika menggerakkan tubuhnya ataupun untuk mencapai tujuan tertentu),
    4. Dukungan lingkungan terhadap perilaku bayi.

     Stimulasi yang diberikan lingkungan kepada bayi merupakan suatu faktor penting agar bayi berhasil melakukan tugas perkembangannya. Akan tetapi, stimulasi yang berlebihan tidak selamanya baik bagi bayi. Stimulasi harus diberikan sesuai dengan kesiapan atau kematangan bayi sesuai dengan umurnya. Apa saja sih kesiapan dan kematangan bayi berdasarkan aspek dasar yang telah disebutkan tadi? Akan dibahas lebih detail ya mengenai tahap perkembangannya di masing-masing aspek ya. Stay tune!

    Tanya jawab

    1. Mengenai perkembangan bahasa, apabila anak akan tinggal semntara di luar negeri (bhs induk bhs inggris) di usia 1,5-4 tahun, mana yg hrs diajarkan terlebih dahulu bhs indonesia atw inggris? Apakah anak di usia itu bs langsung diajarkan bilingual? Mierna, jakarta
      Jawab:
      Pada dasarnya anak sudah mampu untuk memproduksi kata dalam dua bahasa di usia 1,5 tahun dari orangtua yang memang bilingual. Kalo untuk kasus tinggal sementara berdasarkan pengamatan saya terhadap teman2 yg memiliki balita ketika saya tinggal di singapur, di rumah mereka memakai bahasa ibu mereka (bhs indo), namun terkadang juga bahasa Inggris dan ketika bersosialisasi mereka juga menggunakan bahasa Inggris. Selama ini saya melihat anak-anak mampu menyerap kedua bahasa tersebut. Bahasa itu kan budaya, jadi ketika sekitarnya menggunakan bhs Inggris, anak akan cepat menyerap kosakata bahasa Inggris. Nah, untuk beberapa teman yang kembali ke Indo ketika anaknya di usia sekolah dasar (kelas 1 dan 2), memang butuh waktu beberapa bulan untuk memperlancar bhs Indonesia, namun biasanya anak2 tersebut akan "lupa" mengenai bahasa Inggrisnya karena sekitarnya tidak memakai bahasa Inggris lagi. Begitu mba Mierna. Mohon maaf kalo kurang menjawab.
    2. Apakah tumbuh kembang bayi berpengaruh terhadap makanan tambahan seperti multivitamin yg dijual di pasaran.. Dan bagaimana qt mengajarkan secra dini hal emosional dia yg kadng tidk dpt qt mengerti.. Mohon jawab nya makasihh..☺☺Nurma, jakarta
      Jawab:
      terkait dengan multivitamin di pasaran apakah baik atau tidak saya tidak memiliki  kapasitas untuk menjawabnya, akan tetapi asupan nutrisi yang seimbang akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak dan menjadi dukungan bagi perkembangannya (seperti yang telah saya jelaskan mengenai prinsip pertumbuhan dan perkembangan). Stimulus yang diberikan oleh lingkungan adalah faktor  yang penting agar anak berkembang secara optimal (ingat juga prinsip asah-asih-asuh).
      Untuk aspek emosi, pengajaran yg pertama dilakukan bs mengenai ekspresi emosi dasar. Dan hal ini juga terkait dengan usia perkembangan anak. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini In Shaa Allah akan termuat di materi perkembangan emosi anak. Semoga menjawab.
    3. Apakah tumbuh kembang seorang anak di setiap tahap mempengaruhi tahap berikutnya?misal : anaknya bisa jalan usia 18 bulan,nah di usia 26 bulan anaknya belum lancar bicara,masih ngoceh dg kalimat yg tidak di ketahui maknanya dan baru bisa mengucapkan 1- 6 kata yg di ketahui maksudnya : cucu,bubu,abi,aa,teteh,tak,udah.. tapi anaknya udah paham perintah..masih normalkah perkembangan bahasanya? Widi, Depok
      Jawab:
      yang perlu diketahui bahwa masing-masing anak adalah unik dan berbeda-beda kecepatan perkembangannya. Berjalan di usia 1,5 thn masih dalam kategori kemampuan rata-rata anak seusianya. Tahapan2 tersebut biasanya disempurnakan per aspek, misal merangkak-berdiri-berjalan. Untuk kasus perkembangan bahasa, menurut IDAI pada usa 18-24 bulan merupakan tahap anak mengalami ledakan bahasa. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia 2 thn, sekitar 50 persen bicaranya dapat dimengerti orang lain. Orangtua harus waspada bila tidak ada kalimat dua kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan, meskipun dua kata tersebut masih seperti bahasa telegram (misal, adek mau, ini apa, dsb). Untuk mengetahui lebih pasti, mba Widi bs berkonsultasi dengan dokter ya mba.
    4. Katanya kalau anak terlambat merangkak atau melewatkan fase tsb & sama skali tdk merangkak maka akan berpengaruh pd tumbuh kembang dia berikutnya mgkn pada motorik halusnya, dll. Apkh pendapat tsb benar? Terima kasih atas jawabannya.. Aisyah, Semarang
      Jawab:
      Merangkak menurut para ahli akan membantu mengembangkan tingkatan baru dari organisasi otak. Merangkak akan memperkuat koneksi saraf tertentu, khususnya meliputi penglihatan dan pemahaman terhadap ruang. Sejujurnya saya kurang paham batasan terlewatinya fase merangkak. Apakah ketika sudah bisa berjalan, namun anak diberi permainan atau latihan ketangkasan seperti merayap di "gorong2" sudah bs "mengembalikan" fase merangkaknya atau tidak. Namun, kalo kemarin kata ahli tumbuh kembang di Sardjito, ketika fase merangkak terlewati kemungkinan anak akan mengalami masalah neurologis di kemudian hari. *note: saya juga kalo kata ibu saya dahulu tidak melalui fase merangkak.
    5. Gimana cara menstimulasi anak 18 bulan untuk mengenal warna? selama ini sudah diajarkan sih seperti ini mobil biru,merah, dll. Tapi sepertinya masih belum 'nyantol'. Hehe.. Santy, Medan
      Jawab:
      kalo menurut checklist tugas perkembangan yang dikeluarkan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention), di perkembangan kognitif anak umur 2 tahun memang baru mulai bs mengkategorikan warna, jd mereka baru bs mensortir benda yg memiliki warna yang sama. Untuk penamaannya masih menurut CDC, itu umumnya anak bs di usia 4 thn. Begitu mba Santy. Semoga menjawab.
    6. Selain dialihkan, bagaimanakah cara efektif memberitahu anak usia 22 bulan agar tdk menangis jika keinginannya tidak dapat dipenuhi? Atau saat ia ’dibully’ oleh temannya. Sarah, Tangerang
      Jawab:
      Menangis itu sebenernya salah satu bahasa komunikasi. Namun, seiring perjalanan anak juga belajar mengenai strategi menangis ketika keinginannya tidak terpenuhi. Nah, untuk hal ini sepertinya bisa jadi artikel tersendiri ya Mba sarah. Mudah2an nanti saya sempatkan untuk menulisnya.
    7. Assalamu'alaikum Terimakash atas kesempatan bisa belajar bersama di forum ini ,Anak sy Salma usia 8m3w smpai sekrg mash sering memasukkan benda yg dia pegang ke dalam mulut. Apakah hal ini masih wajar di usianya? Kemudian perkembangan apa saja atw kemampuan apa saja yg seharusnya sudah salma miliki di usia ini serta bagaimana menstimulasi hal tersebut?Terimakasih Wavi, Salatiga
      Jawab :
      Wa'alaikumsalam wr wb. Wajar sekali Bunda, fase oral pd bayi berkisar saat usia 0-18 bulan. Bunda hanya perlu memastikan bahwasanya benda yg si kecil pegang bukanlah sesuatu yg berbahaya juga terjaga kebersihan dan kesterilannya. Mengenai perkembangan yg seharusnya dimiliki beserta stimulasi yg harus dilakukan, InsyaAllah akan kita bahas esok hari-Jum'at nanti berdasarkan kategorinya (motorik kasar, halus, kognitif, dan bahasa). Ditunggu ya, Bunda :)
    8. Assalamu'alaikum.. anakku udh 8 bulan, tp belum bisa duduk sendiri. msh dipegangin, wlwpun duduknya udh tegak siy.. gmn cara menstimulasi nya.. kyknya anak ku ogah duduk. dia maunya berdiri. --- fadhilla, padang panjang sumbar, qoida kholish pefa, 8m
      Jawab:
      wa'alaikumsalam wr.wbIya, Bunda..8 bulan masih dlm tahap wajar kok jika belum bisa duduk sendiri. Yg perlu Bunda lakukan saat ini bisa dgn mengajaknya 'tummy time', 10-30 menit tiap harinya. Tummy time ialah member ikan kesempatan kpd anak utk 'melantai'. Tidak benar2 di lantai sih Bun. Bunda dpt meletakkan di kecil di atas kasur tipis/karpet cukup tebal lalu menyebar banyak mainan yg aman dan steril di sekitarnya. Bisa juga Bunda mendudukannya dg menyandarkannya pd bantal2 yg telah Bunda susun di sekitarnya. Anak yg sering diberikan kesempatan tummy time biasanya motorik kasarnya lbh cepat berkembang drpd Anak yg sering digendong/duduk dibouncher, sebab dg membiarkan Anak melantai, Ia akan lbh bebas untuk bergerak. Tentunya ttp dlm pengawasan ya, Bun :)
    9. Untuk mengembangkan sense of initiative, permainan macam apa saja yg perlu dilakukan? Terima kasih, Nunik, Tangerang, 3.5 dan 1.5 thn
      Jawab :
      Bunda Nunik, agar anak2 dpt berinisiatif Bunda dpt memberikan beragam macam permainan, terlebih pd permainan yg mengandung practical life skill. Sebab ragam permainan ini akan menumbuhkan sifat kemandirian di kecil yg tentunya berkaitan dgn keinisiatifan di kecil juga. Practical life skill di antaranya bisa dg : lacing, dressing, pouring, membantu kegiatan Bunda di rumah, dll. (Terkait practical life skill, InsyaAllah akan ada pembahasan tersendiri. Ditunggu ya Bun)
    10. Siang mbk :Anak saya sdg suka2nya memegang pensil (alat tulis lainnya/benda apapun yg bisa u/ coret2 tembok/sofa), tiap coret2 sebaiknya lgsg saya larang dgn cara saya ambil alat tulisnya/saya biarkan dlu sampai bosan baru dikasih tau/bagaimana? Biasanya saya ambilkan kertas/kardus, tp kalau sdh bosan balik lg ke tembok Terima kasih Novi, Mojokerto. Usia anak: 22mo
      Jawab :
      He he..jadi penuh grafiti ya Bun, rumahnya. Tapi, melarang anak, terlebih di saat anak sdg asyik 'berkreasi' tdk dianjurkan ya Bun. Sebab, saat itu jaringan2 syaraf dlm otak si kecil sdg berkembang, saat Bunda melarangnya justru bisa mematikan 'imajinasinya'. Sehingga, akan lebih baik jika Bunda membiarkannya bahkan bisa mendampinginya dg bertanya 'sdg gambar apa?' Bunda tentu saja boleh mengajaknya untuk 'kita nulisnya pindah yuk Sayang ke kertas ini, ke buku, dll' dgn bahasa yg baik. Jika Bunda tdk suka dinding rumah Bunda penuh dg grafiti si kecil, Bunda dpt memberikan 'spot' khusus (misal, di halaman blkg) bisa di dinding atau dgn papan tulis kecil. sehingga rumah Bunda jg tetap eye catching :D Pernah ada seorang anak yg sukaaa sekali mencoret2 tembok rumah. Saat coretan di anak telah penuh, orgtuanya mengecat lg, namun si anak mencoret2 lg, begitu seterusnya. Hingga suatu hari orgtuanya bertanya, 'kenapa kamu terus-menerus mencoreti dinding'. Ternyata, si Anak tdk bermaksud mengotori dinding Rumah tsb. Ia hanya senang menulis sambil berdiri :)






  2. 0 komentar:

    Posting Komentar