Rss Feed
  1. Resume Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Jumat, 21 Agustus 2015


    Judul Materi : "Perkembangan Agama dan Moral Anak Usia 4-6 tahun"
    Nama pemateri : Juditha Elfaj
    Di resume oleh : Syifa Nurul Fathia

    Meneruskan pembahasan mengenai perkembangan moral dan agama usia sebelumnya ya Bunda, anak pada usia 4-6 tahun mulai banyak bertanya guna mengumpulkan informasi atas sesuatu yang ingin ia ketahui. Nah, masa ini adalah saat yang penuh dengan "Aha" momen untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dengan diskusi yang seru.

    Pada anak usia dini perkembangan agama ini identik dengan pemahamannya akan Tuhan, yaitu bagaimana mereka memahami keberadaan Tuhannya. Secara fitrah, manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang “serba maha” di luar dirinya. Inilah penghayatan dibidang keagamaan. Apapun agama yang dianutnya. Melalui penghayatan keagamaan ini, manusia meyakini adanya kekuatan lebih dari dirinya. Melalui kekuatan yang maha inilah dia menumpukkan harapannya, ketika ia berharap menyertai atau ketika dia merasa tidak adalagi yang bisa menolong.
    Adapun istilah moral atau moralitas mengacu pada suatu kumpulan aturan dasar yang berlaku secara umum mengenai benar dan salah. Yang dimaksud moral adalah bagian dari proses pembelajaran anak atas aturan-aturan dasar.

    Lingkungan utama yang mempengaruhi perkembangan moral individu adalah keluarga, sekolah, dan hubungan-hubungan sosial, sehingga tugas orang dewasa dalam membantu perkembangan agama dan moral adalah memberikan pemahaman atas keberadaan dan kebutuhan kita pada Yang Maha Segalanya serta peraturan hidup pada anak guna mengembangkan pemahaman agama dan terbentuknya karakter yang kuat sesuai pemahamannya itu.

    Anak dapat mengalami perkembangan moral jika dirinya mendapatkan pengalamanan bekenaan dengan moralitas. Perkembangan moral anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku (Slamet Suyanto, 2005). Menurut Megawangi, dalam Siti Aisyah dkk. (2007), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada di lingkungan yang berkarakter pula.

    Upaya mengembangkan agama dan moral anak
    • Memberikan teladan yg baik. Ortu sbg org terdekat yg menjadi role model utama bagaimana berperilaku sbg hamba Tuhan dan manusia yang baik bagi sesama. Selanjutnya, lingkungan sekitar anak (keluarga, teman, gadget juga yaa) hendaknya dikondisikan utk mendukung hal yg sama. 
    • Mengajarkan dengan kata-kata hikmah atau nasihat. Salah satu hal yang paling asik dilakukan bersama si 4-6 tahun adalah berdiskusi. Rasa ingin tahu mereka yang besar, kognitif yang berkembang pesat, ditambah fitrah yang masih domonan menjadi momen yang sangat berharga bagi kita menanamkan kebaikan dengan nasihat. 
    • Membantu anak mengaplikasikan apa yang mereka pahami.Misal, ketika masuk waktu sholat, maka ingatkan "Apa ya yang harus kita lakukan kalau terdengar azan?". 
    • Mendorong anak merefleksikan tindakan mereka. Misal, anak bertindak salah merebut mainan adik hingga adiknya menangis. Maka, ajak ia berpikir jika ada anak lain yamg melakukan hal serupa kepadanya. 
    • Ajarkan ia bertanggung jawab atas tindakannya. Misal, membereskan maian yang berantakan usai bermain, ketika salah harus meminta maaf, mengelap air yang ia tumpahkan, dll. 
    • Menjaga keseimbangan antara memberi anak kebebasan bereksplorasi dan kontrol atas keterjagaan kondisi lingkungan yang baik 
    • Menciptakan keluarga yang bahagia dimana setiap anggota keluarga mengoptimalkan perannya masing-masing. Hal ini penting guna menguatkan karakter positif anak 
    • Cintai buah hati sepenuh hati. Cinta adalah dasar pembentukan moral :) 
    Selebihnya kita kembangkan dalam diskusi ya Bunda. Semoga bermanfaat.

    Pertanyaan:
    1. Aslm...disekitar saya banyak sekali anak2 usia 4-6 tahun yg menurut saya perkembangan agama dan moralnya berantakan...direntang usia itu mereka dg mudahnya berkata kasar (bahkan kepada ortu nya kalo mereka tantrum),berkata tidak baik kadang spontan kata2 binatang dan kata2 senonoh keluar dari mulutnya jika mereka merasa terancam dan tidak nyaman,ngaji sholat rutin setiap hari,namun penjelasan ttg masalah ketauhidan sering keliru oleh guru ngajinya,tidak sedikit orgtua yg memarahi anaknya didepan umum shg anak jadi korban bully membully,apalagi juga tayangan tv dewasa ini,banyak yg anaknya diikutsertakan menonton jadilah ketika main bersama ada transfer pengetahuan tontonan.pulang2 anak2 'membawa' kosakata atau perilaku baru yg tidak diinginkan (walau langsung disounding karena main sebisa mungkin msh didampingi)...ternyata memang yg saya perhatikan anak2 itu mencontoh org tua guru agama dan org2 dewasa disekitarnya.hal ini dapat kita temui dimana saja kan ya?!nah?!yg saya tanyakan,tidak jarang kami (saya dan anak2 menyaksikan hal tsb).yang saya lakukan jika kami menyaksikan maka secepat mungkin saya tarik mundur dan mengalihkan perhatian sambil diluruskan sounding bahwa hal itu tidak baik,membuat org tidak nyaman.u main kembali dg anak2 itu tetap saya lakukan karena menurut saya tidak bisa di'cut' begitu saja,agar anak tahu juga baik dan buruk.karena jika saya cut dari dunia itu saya khawatir malah nanti ketika anak saya bersosialisasi ke tempat yg lbh luas malah jadi tidak tahu mana yg baik dan mana yg buruk.yg dia tahu hanya senang melakukan hal tertentu dan banyak kawan.apakah cara begitu efektif?atau ada cara2 lain yang lebih baik bunda???atau apa yg harus dilakukan jika anak kita kedapatan melakukan hal yg tidak baik???memang lagi2 peran ortu u role model sangat penting.mantapks dah.semoga kita semua mjd contoh yg baik u anak2 kita.anak2 bisa terus survive dg kebaikan sampai akhir hayat.mjd sholeh dan sholehah.aamiin makasih mba judith (Puji astuti,tangerang,fathinah 3y2m,tsabita 17m)
      Jawaban: Aamiin yaa Robbal'alamiin.Subhanallah.. Sy turut merasakan keresahan dan keprihatinan bunda Puji. Kita memang tdk bs menafikan kenyataan buruk yang demikian di lingkungan kita.Bunda Puji sgt benar bhw kita tdk bs men-cut begitu saja, mgkn bbrp hal berikut ini bs turut membantu. Sy coba jawab dlm pandangan agama Islam ya. Bunda-bunda lain silakan menambahkan/mengoreksi jika ada pendapat lain.
      1. Allah memerintahkan kita utk menjaga diri kita dan keluarga dr api neraka (QS. At Tahrim : 8)Ketika kita tdk mampu serta merta merubah kebiasaan buruk masyarakat sekitar, setidaknya kita hrs memulainya dr diri sendiri dan keluarga. Itulah sebabnya pada penjelasan materi td ttg upaya mengembangkan moral anak adalah membangun keluarga yang bahagia. Setiap anggota keluarga melaksanakan perannya masing2 utk saling menguatkan karaker yg baik.
      2. Anak usia dini amat sgt mudah menyerap sesuatu atau nilai2 dr lingkungannya, baik itu nilai kebaikan maupun keburukan. Utk usia yang belum mumayiz (belum bisa membedakan yg benar dan salah dg sempurna) sebaiknya dijauhkan dr lingkungan yang buruk. Masa ini usahakan semaksimal mungkin diliputi pengaruh positif guna membangun karakter yang kuat. Sehingga kelak Ananda telah semakin dewasa dan menjadi mumayiz, ia bisa lbh kokoh menjaga dirinya dr pengaruh buruk krn nilai2 kebaikan telah tertanam dan mendarah daging dlm jiwanya.
      3. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu. Ini adlh konsep perlindungan luarbiasa yg Allah janjikan pd hamba yg menjaga hak Tuhannya. Ketika tidak mungkin tidak Ananda berinteraksi dg lingkungannya, ketika penjagaan kita tdk bs menyertai anak di luar rumah, maka kita amat sangat membutuhkan penjagaan Allah Sebaik-baik Penjaga dr hal2 buruk di luar sana.
      4. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam juga mengajarkan kita utk mengubah keburukan di sekitar kita sesuai daya iman kita : ubah dengan tangan, jika tdk bisa maka dengan lisan, jika tdk bisa maka dengan doa. Lakukan yang kita mampu. Walau hanya dengan doa. Libatkan diri pada aktivitas masyarakat atau membina hubungan baik dg mereka agar dpt melakukan perbaikan.
      5. Doakan kebaikan bagi anak dan ummat. Sebagai orangtua, kita memiliki kekuatan luar biasa di dunia ini utk anak kita yaitu DOA. Jgn remehkan doa. Ia adalah senjatanya orang mukmin. Bisikan di bumi yang menggetarkan langit. Ketika tangan dan lisan kita tak kunjung membuahkan hasil di masyarakat, maka doa kita tetap tdk boleh putus.
      6. Menguatkan pemahaman Tauhid pada anak. Bunda2 pasti ingat nasihat indah Luqman pada anaknya yg Allah abadikan dalam Al Qur'an kan? Betul! Laa tusyrik biLLah, inna syirka laa zhulmun 'azhiim. Jangan sekutukan Allah, sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezaliman yg besar.Ya, awal dr solusi kezaliman di sekitar kita adalah dg memurnikan tauhid. Laa ilaha (kalimat penolakan) illaLLah (kalimat peneguhan).Itulah sebabnya pendidikan kita kepada anak jg terdiri dr proses Hadam (menghancurkan, penolakan) dan Bina (membangun, peneguhan). Apa yg dihancurkan? Segala yg tdk sesuai dg aturan Allah sbg Rab yg Maha mengatur (perkataan buruk, perilaku kasar, "oleh" buruk dr teman, dll). Apa yang dibangun? Keimanan, akhlak yang baik, kasih sayang, dll. Begitu seterusnya. Kalau istilah ust.Budi Ashari, mendidik anak itu memang tdk lepas dr hapus - tulis - hapus - tulis - dst. Jadi, bersabar ya para ayah dan bunda. Insya Allah ini jd ikhtiar kita menuju jannahNya sekeluarga Wallahu 'alam bishowab 
    Mba judith meminjam istilahnya ayah edi let's make indonesian strong from home, jadi ingat dulu waktu msh ngajar ada wali murid cerita pengalamannya bahwa beliau mengaku salah hanya mengenalkan yg baik saja.sejak kecil anaknya dikondisikan hanya kenal tempat yg baik dari tk hingga smp masuk sekolah islam.ketika sma masuk yg negri,anaknya banyak menemui hal hal yg ganjil.mengapa teman saya ga sholatpun bisa dapet prestasi,teman saya tidak jujur namun banyak teman,dsb...walimutid itu mrasa kurang menjelaskan hal hal buruk yg dulu pernah ditemui krn langsung dihindari tanpa penjelasan logis...lagi lagi allahlah sebaik baik pemelihara dan sebaik baik pelindung...tetimakasih mba judith

    Terima kasih kembali atas share nya.

    Mba Puji sholihat,
    Kemampuan penalaran anak usia dini (<10thn) masih bersifat prakinvensional. Kalau dlm istilah agama, mereka blm mumayiz (mampu membedakan yg haq dan batil). Mana yg pengaruhnya paling kuat, itu yg mereka ikuti. Pada usia dimana fitrah mereka msh dominan ini adalah tanggungjawab orangtua utk menjaga kemurniannya hingga kelak mereka baligh dan mukallaf (mampu menerima perintah).

    Jika kita mengingat bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam membentuk generasi awalun yg utama dan luarbiasa, Sayyid Quthb dlm bab pertama bukunya Petunjuk Jalan menjelaskan bahwa itu karena mereka mempelajari Al Qur'an sebelum lainnya. Pdhl saat itu telah byk berkembang pemikiran dan isme2 di jazirah arab. Itulah sebabnya, menyingkirkan keburukan itu penting guna membangun pondasi kebaikan yg kokoh.

    Setelah pondasi keimanan terbentuk dan penalaran anak mulai berkembang + dewasa, maka pemahaman seputar ghazwul fikr atau permasalahan umat layak untuk mereka perhatikan. Dgn demikian diharapkan mereka mampu membentengi diri dan menjadi solusi di masyarakatnya. Ini jg berarti kedekatan dan budaya diskusi ortu-anak hrs senantiasa terjaga hingga dewasa.

    Bismillah. Semoga Allah ta'ala senantiasa membimbing kita semua di jalanNya. Aamiin.

  2. 0 komentar:

    Posting Komentar