Rss Feed
  1. Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak
    Hari, tanggal : Senin, 11 Agustus 2015

    Nama pemateri : Puti Ayu Setiani
    Di resume oleh : Lalita Azzahra

    Bayi mulai mengembangkan hubungan dengan orang-orang di sekitar mereka sejak lahir, namun proses belajar untuk berkomunikasi, berbagi, dan berinteraksi dengan orang lain membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang. Mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan perilaku merupakan sebuah proses yang panjang. Anak-anak akan terus mengembangkan ketrampilan sosial-emosiomalnya dengan baik pada saat remaja atau bahkan di usia dewasa muda. Berikut merupakan capaian perkembangan emosi umum bayi:

    0-3 bulan
    • Merasa nyaman dengan orang dewasa yang familiar dengan mereka
    • Berespon positif ketika disentuh seperti tersenyum
    • Umumnya akan terdiam ketika diangkat
    • Mampu mendengarkan suara-suara
    • Tersenyum dan senang ketika distimulasi secara sosial, misalnya diajak ngobrol
    • Dapat ditenangkan oleh ayunan (diayun oleh orang dewasa)

    3-6 bulan
    • Berespon ketika namanya disebut
    • Mampu tersenyum dan tertawa dengan keras
    • Menangis saat marah, dan mencari kenyamanan (seperti mencari kenyamanan di gendongan bunda)
    • Suka melihat dan berada di dekat orang-orang yang familiar dengan mereka
    • Mampu memperhatikan perbedaan antara dua orang berdasarkan penampilan, suara atau rasa yang dirasakan oleh bayi
    • Tersenyum pada dirinya sendiri di cermin
    • Senang melihat bayi-bayi lainnya

    6-9 bulan
    Di periode ini bayi mulai memperlihatkan preferensi terhadap orang-orang yang familiar dengan mereka. Di periode ini mereka :

    • Mulai mampu membedakan antara orang yang dikenal dan orang asing, mereka akan merasa nyaman dengan orang yang dikenal dan merasa cemas di sekitar orang asing
    • Mengekspresikan beberapa emosi seperti senang, sedih, takut dan marah
    • Mulai memahami ketika perbedaan emosi yang ditampilkan orang lain (misalnya bayi Bunda menampilkan wajah cemberut ketika bunda berbicara dengan nada suara marah)
    • Memperlihatkan rasa frustasi ketika mainannya diambil
    • Berespon terhadap kata-kata dan gerak tubuh
    • Mungkin menghibur diri/merasakan kenyamanan dengan mengisap jempol, memegang mainan khusus atau selimut. (dan masih dalam batas wajar jika masih terjadi di usia 2-5 tahun)
    • Dapat marah ketika dipisahkan/berpisah dari orang atau orang-orang yang familiar dengan mereka
    • Merespon atau menyentuh cermin ketika melihat wajah mereka

    9-12 bulan

    • Bahagia ketika melihat wajah orangtua, mainan, atau cermin
    • Memberikan perhatian untuk perintah sederhana seperti “No”, atau “Kasih ke Bunda”.
    • Memahami kata tidak namun tidak akan selalu mematuhinya
    • Menoleh ke asal suara ketika dipanggil namanya
    • Meniru perilaku (misal melambaikan tangan ketika pergi, pura-pura menelpon)
    • Mencoba untuk meniru suara atau gerakan wajah
    • Berkata-kata dengan suku kata pengulangan seperti mama, dada
    • Berteriak untuk mendapatkan perhatian
    • Mengoceh
    • Tersenyum dan menangis untuk mengekspresikan perasaan mereka
    • Menunjukkan kasih sayang untuk orang-orang khusus dan penting dalam kehidupan mereka
    • Memiliki keyakinan bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (misal jika menangis akan menghasilkan mereka diangkat atau mendapatkan makanan)
    • Mengekspresikan kecemasan ketika berpisah dengan orangtua atau pengasuh utama
    1 – 2 tahun
    • Mengenali dirinya sendiri di cermin atau foto dan tersenyum karenanya
    • Mulai mengatakan “no” ketika disuruh tidur atau permintaan lainnya
    • Meniru tindakan dan kata-kata orang dewasa
    • Memahami kata-kata dan perintah, dan menanggapinya
    • Memeluk dan mencium orangtua, orang-orang yang akrab serta hewan peliharaan
    • Mulai menunjukkan perilaku ingin membantu dengan tugas rumah
    • Mulai merasa cemburu ketika dirinya tidak menjadi pusat perhatian
    • Menampilkan rasa frustasi dengan mudah
    • Mulai bermain dengan atau di samping anak lainnya, namun tidak akan benar-benar berbagi atau bermain bersama sampai usia 3-4 tahun (maka dari itu di usia ini merupakan masa peka bagi anak untuk diajarkan sharing)
    • Dapat bermain sendiri selama beberapa menit
    • Bereaksi terhadap perubahan dalam rutinitas sehari-hari (merasa tidak nyaman di tempat baru, dsb)
    • Mampu berbagi sepotong makanan
    • Mengembangkan berbagai emosi dan rasa frustasi (mulai tantrum, menunjukkan agresi dengan menggigit, memukul, dsb)
    • Mulai menunjukkan kemandirian dengan lebih memilih untuk melakukan sesuatu “sendiri” tanpa bantuan.

    Secara umum, beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mengembangkan ketrampilan sosial dan emosional anak adalah:

    Berikan perhatian yang responsif kepada anak. Perhatian yang responsif ini adalah memberikan dukungan ketika anak sedang “belajar” tentang sesuatu sesuai dengan karakteristik yang mereka miliki. Karakteristik anak dapat diperoleh dengan Bunda mengobservasi bagaimana cara mereka bereaksi terhadap sesuatu, berkomunikasi, dsb. Dengan mengetahui ini Bunda dapat mengetahui bagaimana cara pengajaran terbaik yang dapat diberikan kepada anak.

    Asuh anak dengan kasih dan sayang. Kasih dan sayang sudah pasti akan diberikan seorang Bunda kepada anaknya, namun terkadang perasaan kasih dan sayang ini akan menjadi sedikit lebih sulit ketika anak tantrum atau menangis berkepanjangan. Kesabaran dalam menghadapi situasi sulit dan interaksi yang baik akan lebih mampu menstimulasi otak mereka. Cinta dan kasih sayang akan memberikan pesan kepada anak bahwa mereka adalah orang yang spesial untuk kita, dan ketika bayi merasakan bahwa ia dicintai, ia akan mampu belajar untuk mencintai dan memahami orang lain.

    Bantu anak anda belajar dengan cara yang tepat. Ajari anak bagaimana cara mengatasi masalahnya dengan baik. Misal ketika anak berebut buku dengan temannya, ajarkan bahwa untuk dapat mengatasi masalahnya (memenuhi keinginannya) ia dapat membacanya secara bersama-sama. Dengan membantu anak-anak bagaimana cara mengatasi perasaan, mengendalikan dorongan, dan membiarkan mereka mempraktikannya maka pada akhirnya mereka akan belajar untuk dapat menyelesaikan konflik mereka sendiri.

    Ajarkan anak pengalaman memberi dan menerima dalam suatu hubungan adalah sesuatu yang menyenangkan. Hal ini akan membuat mereka belajar untuk memahami perasaannya dan peduli terhadap perasaan orang lain.

    Segitu dulu sharing dari saya. Semoga bermanfaat.

    Sumber:
    www.zerotothree.org
    www.parents.com
    www.education.com
    psychology.about.com
    www.kamloopschildrenstherapy.org

    Tanya Jawab:
    1. Santy - Medan
      "Gimana caranya mengajarakan anak utk berbagi terutama dg sodara ato temen mainnya? Terkadang anak saya main ambil aja barang milik temennya (gak ngerebut sih-tapi kadang ngerebut juga), yg kalo diambil sama yg punya gak dibolehin. Makasih
      Jawab:
      untuk usia ananda yg masih 19 bulan, egosentrisnya memang masih sangat dominan. Namun dengan pengajaran yang konsisten dan role model yang baik dari orangtua, insya Allah kemampuan ananda untuj berbagi dan memiliki simpati juga empati akan semakin terasah.
      Dulu saya mengajari keponakan saya untuk berbagi salah satunya dengan memberikan waktu bergiliran. Misal selama 10 menit mainannya boleh dipake kakak, lalu 10 menit kemudian adik yg gantian main.
      Ini ada artikel yg sangat komprehensif berikut tips2nya tentang mengajari anak berbagi. Bisa jadi referensi juga ya, Bun
      http://tabloidnova.com/Keluarga/Anak/11-Cara-Ajarkan-Anak-Berbagi
    2. Aisyah - Semarang
      Mb sy mau tnya, ank sy usia 2,5th.
      Ketika kami skluarga berencana akan prgi brsama bgmn supaya kami org tuanya tdk trlalu sering menegurnya utk bergegas brsiap2 & tdk brmain2/brgurau yg mnghambat wkt? bgmn sikap yg sharusnya kami lakukan supaya acara prsiapan prgi brsma dpt brjln dg lancar,damai&tertib?
      Jawaban 1a:
      Bunda Aisyah yang baik, salah satu tips yg bs digunakan di hari/malam sebelumnya Bunda bs sounding ke nanda terlebih dahulu mengenai kegiatan esok hari beserta konsekuensinya. Misalnya: Kak, karena besok kita mau naik kereta ke rumah eyang, jadi besok kakak akan mandi lebih pagi ya... Sehabis itu sarapan dan kita langsung berangkat naik taksi ke stasiun. Kakak bantu bunda ya untuk siap-siap biar pas taksi dateng kita langsung naik dan pergi ke stasiun untuk naik kereta. Kakak suka kan ya naik kereta?
      Bunda juga bisa memberi tahu sebelumnya bahwa akan ada hal yang menarik yang menanti mereka di aktivitas tersebut. Misalnya kalo dalam contoh di atas, makin cepat dia bergegas, makin cepat dia akan melihat kereta. Begitu bunda kira2.
      Slma ini utk mnyuapi mkn,mnemani tidur,memandikan,membuatkan susu anak slalu minta utk hnya uminya saja yg hrs melakukan itu,ketika abinya ingin membuatkan susu/memandikan/menemani tidur anak menolak smpai menangis2&memanggil uminya. Pdhl wkt bayi sjak dy lahir kami (umi&abi) sring brgantian mnemani ank. Ank dlu mrsa enjoy dg abinya. Sjak usia 2 th mulai brubah lekat dg uminya saja. Bgmn cara mngatasi kelekatan anak yg sdh brlebihan ini? Sbg informasi, pagi smpai sore ank sy ad d daycare,tdk brsma sy.
      Jawab 2b:
      Kalau dari cerita Bunda, spertinya zona nyamannya nanda berada di sekitar Bunda ya. Bisa jadi hal tersebut memang merupakan kompensasi nanda untuk dekat dengan bunda. Dalam hal ini bunda coba deh di beberapa aktivitas melakukan kegiatan bersama bertiga. Misal waktu mandiin, bunda bisa yang mengguyur air, ayah yg menyabuni. Atau pas saat tidur, ayah dan bunda bisa menjadi partner dalam membacakan cerita buat Nanda.Jadi nanti nanda akan pelan-pelan 'menerima' kehadiran ayah dalam membantu aktivitasnya. Saran lain mungkin bisa dalam satu hari diadakan dady's day out, jadi nanda dan ayah pergi ke suatu tempat (taman) hanya berdua dengan nanda. Begitu Bunda. Semoga dengan cara-cara ini nanda akan semakin lekat juga dengan ayah. :)
    3. Kenapa ank sy kok suka sekali hal2/prmainan yg brsifat menantang&memacu adrenalin? Saat brmain speda roda 2 yg ad 2 roda bantu kecilnya, ank sy mlah menggoyang2 sepedanya dg keras smpai2 jika goyangannya lbh keras lagi maka sepeda pasti akan jatuh ke sisi samping kanan/kiri.. bgmn kami sbg orgtua mnyikapi anak yg pnya karakter begini, krn sy tahu karakter ini pnya potensi positif slain efek sampingnya yg negatif..?
      Jawab:
      Kalau dilihat dari usia nanda, memang masa -masa ini adalah masa eksplorasi bagi nanda. Nanda masih belum bisa menilai konsekuensi negatif apa yg akan diterima dari perbuatannya. Ketika nanda beraktivitas yg mengarah pada keadaan bahaya, bunda bisa pelan-pelan berdialog dengan nanda, adek kalo kejatuhan sepeda sakit ga? Kalo adek goyang2 sepeda kayak gitu nanti sepedanya bisa jatuh dan kena badan adek....
    4. Zulmi - Pekalongan
      "Bagaimana mengarahakan perilaku anak kearah positif,anak kedua saya 1y kalo liat sepupunya yg 40hri lebih muda suka gemes, sepupunya didatengin terus di gigit kepalanya sambil nyengkram kuat banget tangannya, beberapa kali sudah kami ajarkan untuk megang tapi pelan,tapi te tep kalo megang kuat gemes,sambil mau digigit
      Jawab:
      seperti jawaban pertanyaan sebelumnya, anak seumur nanda memang masih belum tau konsekuensi negatif dari perbutannya. Bunda sudah benar mengajari dan memberi tahu nanda secara berulang. Mungkin sebagai tambahan Bunda bisa simulasi sendiri ke nanda, misal: adek kalo megang tidak begini (mencengkram kuat) tapi begini (mengelus-ngelus). Adek senang kan bunda elus-elus? Sama dedeknya juga seneng kalo adek ngelus2 dedek. Begitu bunda, semoga menjawab.
    5. Dewi - Cikarang
      "Bagaimana cara kita "mengimun" anak kita dr kebiasaan2 anak2 lain yg menurut kita tidak baik?"
      Jawab:
      lingkungan emang jadi faktor tersendiri yang akan turut mempengaruhi anak ya Bun. Kita emang ga bisa juga akhirnya memproteksi anak2 kita untuk sama sekali gak main. Benar bunda, yang bisa kita lakukan adalah mengimun anak-anak kita. Dengan pengajaran secara terus menerus, konsisten, dan memahamkan kepada mereka mengapa misal suatu perkataan itu tidak baik diucapkan, mengapa suatu perbuatan tidak baik dilakukan, insya Allah lama-kelamaan imunitas tersebut akan tertanam pada anak-anak kita.
      Salah satu yg harus dipegang adalah jaga selalu kedekatan dengan anak kita. Selalu tanyakan aktivitas apa yg mereka lalui ketika bermain. Misal bunda mendengar suatu perkataan yg kurang baik, bunda bisa pelan-pelan tanyakan, adek denger kata itu darimana? Lalu jelaskan pelan-pelan bahwa mengapa kata tersebut tidak baik untuk diucapkan. Jangan lupa untuk berdoa memohon perlindungan dari Allah untuk anak2 kita Begitu bunda, semoga membantu.
    6. Adinda - Makasar
      Assalammu'alaykum
      Mba puti anak saya qonita usia 14m, kebiasaan kami dirumah kalau dia sedang menangis suka kami biarkan, kalau sudah selesai nangis baru kami ajak ngobrol, dan ini efektif anak kalau mau sesuatu bilang atau nunjuk.
      Nah mudik kemarin, kami tinggal dirumah orgtua suami, ibu sangat ga mau kalau anak nangis kasian katanya, malah ibu nya yg ikutan nangis, efeknya skrg pas kami sudah kembali ke rumah kalau ada keinginan nangis terus, kami berusaha untuk kembali ke kebiasaan awal, tapi ketika kami biarkan nangis nya semakin menjadi, malah sampai ketiduran. Skrg apa yg harus kami lakukan mba?
      Jawab:
      Sepertinya hal ini akan dialami oleh semua orangtua ya Bun. Kakek dan nenek adalah orang yang tidak akan pernah tega melihat cucu kesayangannya menangis. Makannya kebanyakan anak kalo abis menginap di rumah kakek neneknya butuh waktu buat balik lagi ke aturan2 yang sudah ditetapkan di keluarga. Ga papa kok bun, memang butuh waktu. Aturan yang sudah biasa dilakukan dirumah tiba2 bisa terlanggar di rumah kakek nenek, hehe. Makannya anak jadi bingung dan belajar untuk memakai strategi tangisan agar kebutuhannya dipenuhi. Bunda sudah benar ko membalikkan nanda ke peraturan yg semula ditetapkan. Setelah nanda tenang, bunda bs berdialog baik2 kenapa tadi permintaan nanda tidak terpenuhi. Semangat dan Sabar selalu ya, Bunda 
    7. Aisyah - Semarang
      "Ohya mb.. smoga mb puti msh mnerima prtnyaan lg...? Sy baru ingat soalnya..
      Anak sy trmsuk ank yg gmpang trsinggung,ketika ditegur skali oleh eyangnya lgsg ngambek, prgi mnjauh, pdhl krn hal sepele (sy lupa apa kasusnya), kalau dilarang mlakukan ssuatu oleh ortu lgsg ngambek&mewek,mi2k muka memelas. Pdhl qt larang dg cara ngomongnya pelan&baik2 supaya dy jauh dari bahaya misalnya. bgmn mghdapi ank yg sifatnya sangat sensitif?"
      Jawab:
      Sebelumnya mau tanya Bun, apakah saat nanda ditegur ada org lain di sekitarnya? Karena ketika ia ditegur di depan org lain ia akan merasa malu. Sama halnya seperti kita saat dinasehati di depan org lain, hehe, rasa malu yg akan menyergap terlebih dahulu dibanding nasehat itu sendiri, hehe. Untuk memberi tahu nanda, mungkin bunda bs mengajaknya menepi sejenak dari orang2 di sekitarnya dan berdialog dengan nanda pelan-pelan. Semoga dengan cara ini nanda akan menyerap dan mencerna pengajaran atau nasihat yang bunda berikan. Semangaaat....

  2. 0 komentar:

    Posting Komentar